Kamis, 26 Januari 2012

PENULIS CILIK-Cieee…, Kosa Kata Baru! (Materi 11)

Lanjutan dari Materi 10

Jangan Jengah
Saat pertama kali kamu menggunakan kosa kata baru, mungkin saja kamu merasa jengah. Kata itu baru pertama kalinya dilapalkan oleh lidahmu. Tapi, kamu membutuhkannya karena kata-kata itu bisa mengungkapkan dengan lebih tepat apa yang ingin kamu sampaikan. Jadi, ya biasakan saja. Asal kamu mau memulai, lama-lama akan menjadi biasa juga. 

Mempermudah Penyampaian Gagasan 
Sebuah kosa kata baru bisa jadi berasal dari Bahasa Indonesia yang selama ini sudah ada hanya jarang dipakai. Bisa juga merupakan kata serapan dari bahasa asing. 
Cobalah kamu buka-buka KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). KBBI ini bisa dibeli di toko buku dalam bentuk buku dan bisa juga dicari di internet dalam bentuk KBBI online. Kamu akan melihat, betapa banyak kosa kata Bahasa Indonesia yang selama ini jarang kita gunakan. Padahal kalau seandainya koleksi kosa kata kita memadai, pasti akan lebih mudah lagi bagi kita untuk menyampaikan sebuah gagasan baik secara lisan maupun tulisan. 

“Rasa Bahasa” dan Diksi 
Ada sebuah istilah ‘rasa bahasa’ yang berarti sebuah kata bisa memberi kesan tertentu saat digunakan. Walaupun kata-kata itu memiliki padanannya namun belum tentu tepat apabila dipakai dalam situasi yang lain. 
Misalnya kata ‘saya’ dan ‘aku’. Kita masukkan kata ‘saya’ dan ‘aku’ dalam sebuah kalimat. 
 “Saya sudah tahu” 
 “Aku sudah tahu” 
 Kata ‘saya’ membuat kalimat memiliki kesan lebih resmi sedangkan kata ‘aku’ membuat kalimat memiliki kesan lebih akrab. 
Mau pilih yang mana? 
Tentu tergantung orang yang kita ajak bicara. 
Kalimat “Saya sudah tahu” lebih tepat digunakan pada orang yang kamu segani seperti guru, orang tua atau orang yang baru kita kenal. Kesannya lebih sopan. Sedangkan kalimat “Aku sudah tahu” bisa diucapkan pada saudara atau teman yang sepantaran denganmu. 
Jadi, walaupun pengertiannya sama tapi memiliki kesan yang berbeda. Itulah yang disebut ‘rasa bahasa’. 
Pada saat menulis cerita, penulis harus dapat menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat supaya kesan yang ingin ditampilkan oleh penulis dalam setiap kalimatnya bisa ditangkap dengan tepat pula oleh pembaca. Jadi, perbanyak koleksi kosa kata-katamu ya, supaya kamu bisa menulis cerita semenarik mungkin! 

Sinetron atau Berita? 
Dua-duanya ok. Maksudnya apa? Kamu perhatikan deh bahasa yang digunakan di acara-acara TV, misalnya di berita atau sinetron. Perhatikan pula pilihan kata, susunan kalimat dan nada bicara yang digunakannya. Apakah sama dengan cara kamu bicara sehari-hari? Apakah gaya bicara kamu sama dengan gaya bicara orang-orang yang di sinetron-sinetron itu? Lebay, bangeet…, mungkin begitu pikir kamu. 
O, ya harap dicatat, kita tidak sedang membicarakan isi cerita sinetronnya ya. Kita hanya membicarakan seputar kata, kalimat dan nada yang digunakannya. Jadi, kalau seandainya mamamu atau kakak perempuanmu sedang nonton sinetron, kamu nggak perlu kesal-kesal banget. Atau saat papamu nonton berita terus, nggak perlu juga terlalu bête. Kamu manfaatin saja untuk mempelajari kosa kata-kosa kata baru. Siapa tahu berguna saat kamu membuat tulisan. O, ya sekalian jadi kritikus acara tersebut juga boleh, kok. Asal mama, kakak dan papamu nggak merasa terganggu aja. 

Berani Tampil Bicara 
Pada saat kita bicara di hadapan orang banyak, kita bisa tahu apakah cara bicara kita sudah teratur. Apakah kita sudah menggunakan kata-kata yang tepat? Lalu, bisakah orang lain memahami kalimat-kalimat yang kita ucapkan? Bagaimana pula respon orang-orang saat mendengarkan kita bicara? 
Membiasakan diri berani tampil bicara akan melatih kepekaan kita dalam menangkap respon orang lain. Saat kita membuat sebuah tulisan, kita tidak bisa melihat langsung respon dari orang yang membaca tulisan kita. Meskipun begitu, kita harus sudah memperkirakan respon yang akan kita terima saat orang lain membacanya. Kalau kamu peka, kamu tidak akan kesulitan membayangkannya. Apakah mereka akan senang membaca tulisanmu atau kecewa? Apakah mereka akan memujimu atau mencelamu? Tapi, membayangkan respon negatif dari orang lain, jangan malah membuatmu takut menulis. Tuliskan saja dulu ‘isi kepala’ yang mendesak-desak ingin dikeluarkan itu. Toh, kamu tidak akan menyerahkan langsung kepada orang lain untuk dibaca. Setelah semuanya tumpah ke dalam tulisan, coba baca kembali. Bayangkan, kalau kamu adalah orang lain yang membaca tulisan itu. Kira-kira bagaimana pernilaianmu? Lalu, apa keputusanmu? Yakin mau dipublikasikan? Apa? Masih ragu? Antara ya dan tidak? Mintalah orang-orang terdekatmu seperti sahabat, kakak, tante, mama atau papamu untuk menilai tulisanmu. Perhatikan respon mereka. Mintalah saran dari mereka apakah tulisanmu layak untuk dipublikasikan atau tidak. Kalaupun ada yang harus diperbaiki, tanyakan bagian mana saja.

Dilanjutkan ke Materi 12

Siapa yang belum baca buku Mysterious Egypt ini?
Aduh sayang banget kalau belum. Kamu bisa tanyain sama yang udah baca.
Dijamin seru banget deh!

PCPK Mysterious Egypt, karya Husna Salsabila

2 komentar:

  1. sangat membantu bu, postingan-nya, trimakasih ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, senang sekali ada yang mau membaca dan mempelajari tulisan ini. Semoga bermanfaat ya... :)

      Hapus

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...