Sabtu, 28 Januari 2012

Proses Kreatif Penulisan Buku Antologi Nonfiksi Girls Rule


Waktu itu, Husna dan Maryam nunjukkin ke aku, katanya mereka diminta Mbak Icha (Editor PCPK, Lingkar Pena) untuk memilih 2 judul dari 10 judul yang ditawarkan untuk buku Girls Rule. FYI, Girls Rule adalah buku seri PCPK tapi bersifat non fiksi. Jadi mereka diminta membuat artikel berdasarkan judul tersebut. Kalo nggak salah, ada pilihan tulisan tentang orang tua, internet, idola, cinta monyet, fashion, dan lain-lain.

Kaget juga sih waktu Husna milih cinta monyet dan ortu. Tapi, ya...tidak semata-mata dia milih kaan..., berarti di kepalanya memang dia udah punya bahan. Nah, kalau Maryam milih tema idola dan gank.

Karena diberi dedlen, maka anak-anak pun langsung bekerja. Terutama Maryam, dia langsung menuliskan artikelnya. Kalau Husna, sepertinya dia bingung dari mana harus mulai. Selalu seperti itu, pikirku.

Ya, Husna memang luas wawasannya. Tapi karena saking luasnya, dia suka tidak tahu harus mulai dari mana dulu atau apa dulu yang harus ditulis. Wajarlah. Namanya anak-anak, sistematika berpikirnya belum sempurna.

Lain dengan Maryam. Setengah jam dia menyelesaikan satu tulisan dengan panjang sekitar 5 halaman. "Bu, tolong edit," katanya. Waktu aku baca, aku malah bingung, mana yang harus diperbaikinya. Syukur deh, dia udah bisa nyelesein tugasnya sendiri.

Melihat Husna bengong di depan komputer, aku putar otak. Akhirnya aku tanya, kenapa dia milih judul tersebut, misalnya cinta monyet. Aku minta supaya dia menceritakan hal apa saja yang dia kuasai tentang judul tersebut. Maka dia pun dengan lancar menceritakan tentang kisah teman-temannya di kelas yang mulai mengalami cinta monyet.

Ooo, jadi begitu toh, kenapa Husna ingin milih judul tersebut. Aku pun ternganga-nganga mendengar 'sisi lain' dari kehidupan teman-teman Husna di kelasnya.

Akhirnya, setelah dia selesai menceritakan semuanya, aku membantunya membuat sistematika penulisan. Caranya, aku membuat daftar pertanyaan berdasarkan bahan yang aku dengar tadi dari Husna. Jadi pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya sama dengan outline. Hanya aku yang menentukan mana yang harus ditulis duluan dan mana yang selanjutnya dan selanjutnya.

Karena Husna memang menguasai bahannya, ia menulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu dengan lancar. Setelah selesai, aku bilang, "Tuh, kamu lihat urutannya kan? Dari pertanyaan nomor 1, sampai terakhir? Itu menunjukkan urutan tulisan yang harus kamu tulis. Sekarang tinggal kamu pindahkan ke dalam bentuk cerita."

Rupanya Husna mengerti, dia menuliskan dengan lancar paragrap per paragrap. Dan, taraaa... jadilah sebuah artikel yang siap dikirim.

Sinopsisnya bisa dibaca di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...