Selasa, 30 Juli 2013

[GA AKU DAN POHON] Salah Panggil




Di halaman rumah nenekku yang luas, tumbuh pohon rambutan yang cukup besar dan rindang. Hampir seluas halamannya tertutup oleh daun dari pohon rambutan tersebut. Bagiku dan sepupuku, Early, kadang-kadang keberadaan pohon itu cukup mengesalkan. Pasalnya, kamilah yang bertugas menyapu daun-daunnya yang berguguran.

Tapi, setiap yang kita lakukan pasti ada imbalannya. Melihat apa yang kami lakukan *walaupun agak terpaksa*, Emak *panggilan kami pada nenek* tidak pernah pelit dengan buah-buahan yang beliau miliki. Misalnya, ketika pohon rambutan itu berbuah lebat. Begitu aku merengek ingin segera memakan buah rambutan tersebut, Emak menyuruhku memanggil orang untuk memetik rambutan.

“Panggilin Mang Emuh, ya. Nanti kamu boleh makan sepuasnya,” kata Emak.

Tanpa membantah, aku segera mengajak Early ke rumah Mang Emuh. Aku tahu rumahnya, pikirku. Mang Emuh kan yang punya warung. Aku sering disuruh mamahku beli krupuk di warung yang dijagain Nyai Sari, istrinya Mang Emuh. Selain itu, Mang Emuh adalah paman dari teman sekelasku, Imas. Beberapa kali aku bertemu dengan Mang Emuh saat bermain bersama Imas.

Sampai di rumah Mang Emuh.

“Punten.” Aku mengucapkan salam khas Sunda.

“Mangga,” jawab Nyai Sari yang sedang sibuk membuat adonan bakwan.

“Nyai, saya disuruh Emak. Kata Emak, tolong supaya Mang Emuh metikin rambutan di rumahnya,” ujarku.

Nyai Sari tidak segera menjawab permintaanku. Sepertinya ia malah memikirkan sesuatu. Tiba-tiba muncul Mang Emuh dari ruangan lain. Nampaknya ia mendengar ucapan kami.

“Ada apa, Neng?” tanya Mang Emuh ramah.

“Kata Emak, Mang Emuh diminta metik rambutan.”

Aku melihat Mang Emuh berpandang-pandangan dengan Nyai Sari. Sampai akhirnya dia menjawab, “Baik, nanti Emang ke sana.”

Dengan suka cita, aku segera kembali ke rumah Emak. Sudah terbayang di benakku, aku bakal menikmati buah rambutan Emak yang dikenal sangat manis sekali rasanya.

Setelah memberi laporan pada Emak bahwa Mang Emuh bersedia memetik rambutan, tanpa firasat apapun, aku pun pamit pada Emak untuk berangkat ngaji.

Sepulang ngaji, Early menemuiku dan memberikan kabar ala breaking news. Mengagetkan!

“Rin, tahu tidak kalau Emak marah sama kita?”

“Hah? Kok bisa sih?” tanyaku heran.

“Iya, soalnya Mang Emuh yang dimaksud Emak bukan Mang Emuh yang kita panggil. Jadi dari tadi Emak ngomel terus. Kayaknya dia merasa malu deh. Soalnya, Emak kan tidak kenal sama Mang Emuh yang itu,” terang Early.

“Waduh! Habis Emak nggak ngejelasin juga Mang Emuh yang mana,” kelitku.

“Ya, pokoknya kejadiannya begitu.”

“Tapi jadi kan Mang Emuh yang kita panggil metik rambutan?”

“Ya jadi sih. Mang Emuh-nya kan udah datang ke Emak. Masa Emak bilang nggak jadi. Pasti Emak tambah malu.”

“Hihi… iya juga yah. Tapi aku jadi nggak berani nemuin Emak.”

“Eh, jangan gitu dong. Kasihan sama Emak. Setidaknya dengan ngomelin kamu, mungkin hati Emak bisa sedikit lapang,” ujar Early terkekeh.

Akhirnya…

Walau dengan berat hati, aku menemui Emak. Yah, sedikit diomelin sih. Tapi lumayan terbayar dengan manisnya buah rambutan.


Gambar diambil dari http://www.rambutan.com/

Yuk Kenalan dengan Pohon dan Buah Rambutan
  
Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Kata "rambutan" berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut.


Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia , Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Sri Lanka.

Pohon rambutan menyukai suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), tinggi dapat mencapai 8m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m.  Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah tujuh tahun jika ditanam dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak secara vegetatif.

Di daerah Sumatera bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November).

Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan, "daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan ace"/ngelotok).

Jenis Tanaman Rambutan 

Dari survey yang telah dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yang berasal dari galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dengan galur yang berbeda. Ciri-ciri yang membedakan setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit, panjang rambut). Dari sejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya:

1) Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan beramut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, kenyal, ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah dipetik.

2) Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat buahnya dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning, halus,rasanya segar manis-asam banyak air dan ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan.

3) Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar dan agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dalam pengangkutan.

4) Rambutan Binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik di Indonesia dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua rambut buah agak kasar dan jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasilbuah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok.

5) Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya dan banyak disukai terutama orang Tionghoa, dengan batang yang kuat cocok untuk diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai merah anggur, dengan rambut halus dan rapat,rasa buah manisa sam, banyak berair, lembek dan tidak ngelotok.


Kandungan Gizi dan Manfaat Buah Rambutan

Buah ini mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tannin dan saponin. Kulit batang mengandung tannin, saponin, flavonida, pectic substance, dan zat besi. 

Gambar dari sini
Di dalam buah rambutan tersimpan khasiat obat yang tak ternilai harganya. Menurut kajian pakar tanaman obat, buah rambutan memuat besi, kalium, sampai vitamin C. Dalam setiap 100 gram (sekitar 3 buah rambutan) terkandung 69 kalori, 18,1 gram karbohidrat, serta 58 mg vitamin). Kadar serat rambutan juga cukup tinggi, sekitar 2 gram per 100 gram berat buah. Karakter buah seperti ini cocok dikonsumsi orang-orang yang tengah berdiet menurunkan atau menjaga berat badan.
Bagian tumbuhan ini yang dapat digunakan sebagai obat adalah kulit buah digunakan untuk mengatasi disentri dan demam, kulit kayu digunakan untuk mengatasi sariawan, daun digunakan untuk mengatasi diare dan menghitamkan rambut, akar digunakan untuk mengatasi demam, dan biji digunakan untuk mengatasi kencing manis (diabetes mellitus).
Cara dan Contoh Pemakaian
Disentri: Kulit buah rambutan (10 buah) dicuci, lalu dipotong-potong seperlunya. Lalu ditambahkan 3 gelas minum air bersih, selanjutnya rebus sampai airnya tersisa setengah. Setelah dingin, disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.
Demam: Kulit rambutan yang telah dikeringkan (15 gr) dicuci. Kemudian ditambah 3 gelas air bersih, lalu direbus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing sepertiga bagian.
Perawatan Rambut: Daun rambutan secukupnya dicuci, lalu ditumbuk sampai halus. Sedikit air ditambahkan, sambil diaduk rata sampai menjadi adonan seperti bubur. Lalu, diperas dan didisaring dengan sepotong kain. Air yang terkumpul digunakan untuk membasahi kulit kepala. Hal ini dilakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya.
Kencing Manis: Biji rambutan (5 biji) digoreng sangran (sangria), lalu digiling sampai menjadi serbuk. Kemudian, diseduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin airnya diminum sekaligus. Lakukan 1-2 kali sehari.
Sariawan: Kulit kayu rambutan (3 ruas jari) dicuci, lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Kemudian dipakai untuk berkumur selagi hangat.
  

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Rambutan
http://agromaret.com/post/jenis_tanaman_rambutan/91217113620
http://www.itd.unair.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=316:kandungan-gizi-dan-manfaat-buah-rambutan&catid=40:health-news&Itemid=113


Tulisan di atas diikut sertakan pada Lomba  “Give Away Aku dan Pohon”

Postingan pindah ke:  http://dewiyasmarina.blogspot.com/2013/08/ga-aku-dan-pohon-salah-panggil.html



4 komentar:

  1. Aku juga mau dong mbak dikirimin rambutannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayang, sejak nenek meninggal, rumah yg ada pohon rambutannya itu dijual. Tinggal kenangan aja, Mbak :-)

      Hapus
  2. Repost, ganti link dan daftar ulang hehehe

    BalasHapus

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...