Selasa, 26 Agustus 2014

Buku Baik Membentuk Prilaku Baik



Gambar dari sini

Saat saya masih kanak-kanak, saya pernah membaca buku cerita tentang seorang pemuda yang ingin memberi persembahan pada rajanya yang adil dan bijaksana. Namun apa daya, ia hanyalah seorang pemuda miskin. Ia hanya memiliki sekeping uang perak saja dan sebidang tanah peninggalan orang tuanya. Lalu ia pergi ke pasar dengan harapan bisa membeli sesuatu untuk rajanya. Ternyata uang peraknya itu hanya bisa dibelikan biji sawi sebanyak yang menempel di ujung jari telunjuknya. Tapi pemuda itu tidak peduli. Segera ia pulang ke rumahnya dan menanam biji-biji sawi tersebut. Setiap hari kebun sawinya disiram dan dirawat dengan baik. Dibersihkannya dari rumput-rumput pengganggu dan dijauhkannya dari ulat-ulat yang bakal merusaknya. Hari demi hari, minggu demi minggu, akhirnya tumbuhlah pohon-pohon sawi yang besar-besar dan sehat. Hingga akhirnya sang pemuda dapat mempersembahkan sawi-sawi yang sangat bagus pada sang raja.
Sungguh buku yang paling menarik bagi saya selaku anak saat itu dan sebagai orang tua sekarang. Cerita itu saya baca kira-kira 30 tahun yang lalu. Namun jalan ceritanya, bentuk bukunya, gambar-gambarnya masih jelas di benak saya. Dan yang terpenting pesan kebaikan dari cerita tersebut telah menemani hidup saya selama ini. Entah bagaimana prosesnya, tapi otak mungil saya saat itu langsung menyerap sebuah pelajaran bahwa melakukan sesuatu biar pun hal kecil tapi kalau dilakukan sungguh-sungguh maka akan menghasilkan sesuatu yang besar atau hebat.
Nah, bukankah luar biasa dampak dari buku yang saya baca? Mungkin kalau orang tua saya berkali-kali menasihati saya tentang hal itu, saya tidak akan begitu mengingatnya sampai lama.
Dari pengalaman tersebut saya memahami bahwa buku anak yang berkualitas sangat penting keberadaanya dalam upaya membangun pemahaman dan karakter anak. Sebaliknya buku yang buruk, akan merusak pikiran dan jiwa anak. Oleh karenanya, penyusunan buku anak tidak boleh asal-asalan tapi harus melalui proses sungguh-sungguh sehingga pesan-pesan kebaikanlah yang akan sampai pada anak. Dalam hal ini tentu para penulis bacaan anak dan ahli perbukuan Indonesia harus menggarap serius buku-buku bacaan anak. Sehingga buku anak tidak hanya menarik dari sisi penampilan saja dan tidak sekadar menarik sebagai bacaan saja. Tapi benar-benar bermanfaat bagi si pembacanya, yang dalam hal ini anak-anak yang masih murni pikirannya.


Perkembangan Buku Anak di Indonesia
Jenis picture book

Mengenai perkembangan buku anak di Indonesia, saya sebagai konsumen memandang adanya tren-tren yang datang silih berganti. Dulu, saya sering membelikan anak usia balita semacam picture book. Buku tipis, banyak gambarnya, sedikit tulisannya. Pertimbangan saya waktu itu, selain harganya murah, juga habis sekali baca. Anak-anak tidak pernah bosan dengan cerita-ceritanya. Mereka kerap meminta saya membaca isinya sampai berulang kali.

Namun semakin kesini pilihannya semakin beragam. Dari mulai board book, ensiklopedia, sampai dongeng-dongeng yang bisa dibacakan selama satu tahun. Yang menyamakan buku-buku tersebut adalah ketebalannya. Bisa jadi tebal per halamannya atau tebal sampulnya. Yang pasti, harga jatuhnya cukup mahal. Namun sepertinya penerbit tetap optimis dengan buku-buku jenis demikian. Buktinya buku-buku semacam itu terus bermunculan. Mungkin penerbit melihat kesadaran orang tua mengenai pentingnya buku bagi anak terus meningkat. Selain itu cara pembayarannya pun ada yang menggunakan sistem cicilan/arisan. Sehingga para orang tua tidak merasa berat membelinya.
Jenis board book untuk balita
Itu tadi, buku untuk usia balita. Melangkah ke buku anak usia SD. Saat ini tren yang muncul adalah buku yang ditulis oleh anak. Untuk hal ini saya memberikan acungan dua jempol bagi penerbit yang telah memberi kesempatan kepada anak-anak Indonesia untuk menerbitkan karya tulis mereka. Dari cerita-cerita mereka muncul berbagai cerita lugu namun luar biasa. Kita patut bangga memiliki generasi calon penerus bangsa yang mahir menulis. Karena dengan tulisanlah ilmu dan sejarah dapat diabadikan dan ditelusuri jejaknya.
Buku anak yang ditulis oleh anak-anak (penulis cilik). Foto dok. pribadi
Lalu, bagaimana dengan buku-buku anak usia SD yang ditulis oleh orang dewasa? Saya kira, buku genre anak tersebut sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bentuknya kebanyakan berupa buku fiksi maupun non fiksi kurang dari 200 halaman. Isinya bisa berupa novel realis, novel fantasi, kumpulan cerpen atau buku bimbingan Islam. Kita bisa melihat beragam judul ditawarkan di toko-toko buku.
 
Buku anak dari penulis dewasa (foto dok.pribadi)
Menurut informasi seorang kawan yang bekerja di penerbitan, sebuah buku tidak bisa dipajang lama-lama di rak utama toko. Pasalnya, buku lain sudah mengantri di belakangnya. Demikian pula halnya yang berlaku pada buku anak. Dan itu menjadi bukti bahwa buku anak pun sedang mengalami perkembangan pesat secara kuantitas.
 Di satu sisi, kenyataan ini patut disyukuri karena berarti bermunculannya kreatifitas para penulis Indonesia. Namun di sisi lain, hukum alam akan tetap berlaku. Pada akhirnya penulis buku berkualitaslah yang akan bertahan lama dan bukunya diminati konsumen. Mudahan-mudahan dengan persaingan tersebut, bukan memadamkan semangat namun malah melecut para penulis bacaan anak untuk meningkatkan kemampuannya lebih baik dan lebih baik lagi. Karena tanggung jawab besar ada di pundak mereka. Taruhannya kualitas generasi penerus bangsa. Buku-buku yang baik akan membentuk prilaku baik. Dan buku-buku yang buruk akan membentuk prilaku buruk. 

Tulisan di atas di ikutsertakan dalam Parade Blog IKAPI JABAR - SYAAMIL QURAN
http://syaamilquran.com/lomba-blog-pameranbukubdg2014-bersama-ikapi-jabar-dan-syaamil-quran.html
 

4 komentar:

  1. selaluuu mantap, Teh Yas mah :)

    BalasHapus
  2. Hihi...sebetulnya malu, Teh Irma. Tapi nuhun yah... ^^

    BalasHapus
  3. saya br tau perkembangan sampai buku untuk usia balita aja, soalny anaknya masih balita hihihi...
    sukses yah mak :)

    BalasHapus
  4. Hihi..sama kayak waktu saya baru punya balita Gak pernah tahu hari libur sekolah, gak pernah ngeh tahun ajaran baru :D
    Btw, makasih udah berkunjung ya, Mak ^^

    BalasHapus

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...