Sabtu, 06 September 2014

Belanja Online: Ada Harga, Ada Kualitas

Promo di salah satu web olshop


Saya mulai keranjingan belanja online sejak melihat sebuah web olshop (online shop) yang memiliki jaringan luas dengan tenan-tenan dari mancanegara seperti China, Korea, Taiwan dan lain-lain. Yang bikin saya terbelalak adalah harga barang yang ditampilkan di laman pertama murah-murah bingiiits... Belakangan saya tahu ternyata itu memang salah satu trik dari pengelola web untuk menarik pembeli.

Fashion adalah barang-barang yang bikin ngiler saya dan my girls (anak-anak gadis saya).  Seperti legging, cardigan dan jam tangan, warna-warninya itu lho, cerah ceria. Udah gitu harganya memang ramah kantong kita. Lihat saja, untuk cardigan harga di bawah 50.000, legging di 20.000-an dan jam tangan hanya 13.000-an. Nah, kaan...siapa yang nggak geregetan.


Maka mulailah kita bertransaksi ria di olshop tersebut. Satu per satu barang berdatangan ke rumah. Mulai dari jam weker unik, mouse dan mouse pad lucu, tas hangout, sepatu vans, mukena bordir, kaos jersey, berbagai alat rumah tangga plastik maupun elektronik dan masih banyak lagi. Sejak saat itu, kita jadi tidak tenang bepergian. Khawatir ada tukang paket datang ke rumah nganterin barang.

Omong-omong mengenai ongkir (ongkos kirim) dan waktu pengiriman barang, ada hal-hal yang bikin saya kurang puas. Saya melihat web olshop tersebut memberi kesempatan pada seller untuk menentukan ongkir tambahan selain ongkir yang tercantum di web. Hal itu wajar terjadi mengingat banyak tenan yang berlokasi di luar Indonesia. Sehingga tarif ongkos kirim tidak bisa distandarkan. Mungkin ada bea cukai saat barang masuk ke Indonesia atau biaya-biaya lain saat barang keluar dari negaranya. 
Saya pernah mengalami ketika menerima barang kiriman dari China, Pak Pos pengantar barang meminta saya membayar biaya tambahan sebanyak Rp 7000,-. Sayang saya lupa biaya apa itu. O,ya lama pengiriman barang dari luar itu memakan waktu sekita satu bulanan. Lumayan lama sih. Bikin hati deg-deg plas.

Semakin sering saya belanja di web tersebut, kok saya semakin merasakan keanehan di sisi ongkirnya. Saya melihat ada barang-barang yang ditawarkan sebuah tenan dengan harga jauh lebih rendah dibanding tenan-tenan yang lain. Padahal barangnya sama. Saat saya melakukan pembelian maka keluarlah biaya yang harus dibayar. Saya kaget, kok ongkirnya mahal sekali. Selidik punya selidik ternyata ongkir tambahannya itu yang besar.

Cek tarif jasa paket dari aplikasi android
Berbeda dengan olshop made in Indonesia yang hanya merangkul tenan-tenan dalam negeri. Ongkir standar. Umumnya olshop-olshop di Indonesia memang menggunakan jasa paket yang sudah familiar seperti JNE, Tiki dan Pos. Kita bisa cek tarif ongkir jasa paket-jasa paket tersebut melalui web atau aplikasi android. Akibatnya, kalau sellernya nakal menambahkan ongkos tambahan, pasti bakal ketahuan oleh pihak pengelola web.

Itu cerita saat saya melakukan pemesanan dan saat barang dikirim. Lalu, bagaimana setelah barangnya kita terima?

Yah, ada yang memuaskan tapi tidak sedikit yang mengecewakan. Namanya kita nggak lihat barangnya secara langsung. Kalau nggak ngandelin spek ya paling sebatas informasi tanya-tanya ke sellernya. Kalau kita nanyanya gak detil, ya segitulah informasi yang kita terima. Pas barang datang, kok seperti ini? Kok warnanya tidak seperti di gambar? Kok bahan materialnya tipis? Kok cara kerja alatnya sulit? Pokoknya macem-macem deh.

Nah, yang bikin kecewa ini yang membuat saya agak nge-rem belanja online. Ditipu dalam artian seller menghilang sih saya belum pernah. Soalnya saya selalu cek lebih dahulu website penjualnya. Kira-kira bisa dipercaya atau tidak. Saya juga selalu melihat diskusi dan ulasan dari pembeli-pembeli lain untuk melihat tingkat kepuasan mereka. Tapi namanya udah ngiler sama harga murah, kadang saya kurang memperhatikan kualitasnya. Akibatnya barang-barang yang saya terima pun berumur pendek dan segera menjadi sampah. Nyelek juga sih. Tapi ya jadi pelajaran saja. Seperti orang bilang: ada harga, ada kualitas. Jadi, stop deh geregetan sama barang-barang murah.

Mudahnya pembelian melalui olshop
Apakah saya berhenti sama sekali belanja online? Nggak lah. Saya tetap belanja online paling tidak satu bulan satu kali. Karena walau bagaimana pun, olshop cukup membantu saya dalam memenuhi kebutuhan akan barang-barang. Tanpa harus keluar rumah, saya bisa melakuan pembelian. Lebih hemat waktu dan ongkos jajan.Tinggal buka internet baik melalui web atau aplikasi android, melakukan pemesanan, transfer via mobile banking, besok atau lusanya barang datang deh diantar jasa paket barang.

Namun, sekarang saya lebih realistis dengan harga. Orang jualan pasti nggak mau rugi, kan. Jadi kalau harganya murah banget, sudah kebayang dong kualitasnya. E,tapi bukan berarti saya asal beli saja tanpa memperhatikan harga. Setidaknya saya survey dulu ke berbagai olshop di internet. Dari situ saya bisa menimbang-nimbang olshop mana yang saya pilih. Belum tentu yang harganya paling murah. Saya lihat dulu kota asal barang. Kalau jauh-jauh dari tempat tinggal saya, misal dari Batam, selain ongkir lebih mahal, waktu pengirimannya pun tentu lebih lama. Jadi kalau memang tidak bisa memilih yang paling murah, ya yang di atasnya. Kadang-kadang dalam hal ini, kata hati pun ikut memilih. Artinya, kalau saya merasa tidak yakin, lebih baik nggak jadi aja, deeeh.

10 komentar:

  1. Aku lumayan sering beli di ol shop, Teh Yas. Tapi beli buku, hehe. Kalo elektronik baru sekali aja, itu pun bener-bener pas diskon dan butuh. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli buku memang lebih aman, Mbak Ila. Kalau barang elektronik mesti betul-betul baca spek. Tapi gak ada masalah apa-apa kan dengan barang elektroniknya? Mudah2an baik-baik saja ya.

      Hapus
  2. Iya bunda yasmarina, harga murah memang jadi godaan terbesar emak2 seperti saya ini. Hehe.
    Saya juga sering tergiur barang2 online shop. Pertama liat dari foto postingannya menarik trus liat harganya murah wah bakal kepengen berat.
    Tapi sering ditolak suami. Alhasil liat2 olshop cuma mau liat modelnya aja. Habis itu hunting didunia nyata .. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untungnya ada tukang rem ya, Bunda Sarah hihi... Belanja di dunia nyata itu memang senangnya bisa lihat langsung barangnya dan sambil jalan-jalan pula ya :)

      Hapus
  3. aku pernah belanja onlione tapngga sampai ketagihan mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang harusnya begitu ya, Mak Rahmi. Kalau saya kayaknya harus kejedot dulu baru nyadar :D

      Hapus
  4. eh saya belum pernah belanja luar negeri mbak, jadi kepingin punya pengalaman nih

    BalasHapus
  5. Aku kalo belanja online, ya yang macam zalora gitu siy, jadi no ongkir.

    BalasHapus

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...