Rabu, 24 September 2014

Menjelang Qurban Idul Adha




Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, ummat muslim di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha. Pada tanggal tersebut dan dua hari setelahnya yang dikenal dengan hari tasyrik, ummat Islam biasa melaksakan syariat penyembelihan hewan qurban.

Pelaksanaan qurban ini merupakan simbol pengorbanan dan bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah swt. Alhamdulillah, dari tahun ke tahun geliat kesadaran berqurban masyarakat muslim di Indonesia semakin menunjukkan peningkatan.

Bagi saya, tahun ini adalah tahun ke-3 keluarga besar saya menyelenggarakan penyembelihan hewan qurban dengan sistem iuran per bulan. Berita buruknya, setiap tahun saya selalu saja terpilih menjadi bendahara alias pengumpul iuran qurban. Nggak buruk sih sebetulnya hehe..., insya Allah saya ikhlas kok. Dan tahun ini, saya tidak hanya memegang iuran qurban keluarga besar tapi juga iuran qurban ibu-ibu majlis taklim tempat saya menimba ilmu agama. Hasilnya, rekening saya pun makin gemuk dari bulan ke bulan.


Menjelang bulan-bulan akhir, saya biasanya sudah “menggebrak-gebrak” peserta untuk mengingatkan sebentar lagi akan tiba Hari Raya Idul Adha. Sehingga peserta yang masih ada tunggakan bisa segera melunasi. Kesannya kejam ya? Kayak debt collector saja. Haha...sebetulnya tidak begitu sih. Karena qurban juga kan status hukumnya sunnah. Jadi saya tidak mungkin memaksa. Saya hanya mencoba menagih komitmen mereka saja.

Harga sapi qurban setiap tahun meningkat
Berhubung kita sepakat ingin berqurban dengan memotong hewan sapi, maka sesuai syariat yang telah ditetapkan, untuk satu sapi harus tersedia tujuh peserta. Alhasil, ketika akhir tahun ada saja yang mengundurkan diri karena tidak sanggup melunasi, sebagai panitia mau tidak mau saya harus berburu peserta pengganti.

Setelah dana terkumpul, kita mulai membidik sapi yang akan dipilih. Tentu saja level sapinya disesuaikan budget, dong. Karena selain untuk membeli sapi, uang yang terkumpul dialokasikan juga untuk biaya penyelenggaraannya misalnya membayar ongkos dan makan jagal, membeli kantung plastik, membeli makanan hewan selama belum dipotong dan lain-lain. Oleh karenanya, setahun sebelumnya kita memperkirakan dulu harga hewan qurban yang akan kita beli di tahun depannya. Biasanya kita melebihkan sekitar 25% dari harga hewan tahun sekarang, mengingat harga hewan qurban terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Sekadar mengingatkan saja, kriteria hewan yang memenuhi syarat penyembelihan qurban adalah hewan yang paling baik dalam kemampuan kita, cukup umur dan tidak boleh cacat. Rasulullah saw. bersabda: “Empat macam binatang yang tidak sah dijadikan qurban: 1. Cacat matanya, 2. Sakit, 3. Pincang, dan 4. Kurus yang tidak berlemak lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Qurban media berkumpul keluarga
Alhamdulillah, selama ini semua pelaksanaan qurban yang saya dan keluarga selenggarakan berjalan lancar. Saya dan keluarga merasa bersyukur karena Allah swt. telah memberi kesanggupan kepada kita untuk menyembelih hewan qurban dan berbagi dagingnya kepada sesama muslim: kerabat, sahabat, tetangga dan fakir miskin di sekitar rumah. Mudah-mudahan mengundang barokah dan kebahagiaan bagi semua. Bagi saya pribadi, saya merasa silaturahmi dengan saudara dan tetangga menjadi semakin dekat dengan adanya pelaksanaan qurban ini. Alhamdulillah, semua merasa bergembira dapat berkumpul, makan-makan bersama dan pulangnya mendapat oleh-oleh daging qurban hehe...

Kupon pembagian daging qurban
Untuk memperlancar pembagian daging qurban, saya membuat kupon qurban. Kupon qurban ini, saya pesan dari percetakan kartu nama. Saya meminta percetakan untuk memberi nomor urut di tiap lembarnya. Maksud dari pembagian kupon ini supaya pelaksanaan pembagian daging berjalan dengan tertib, tidak ada yang terlewat dan tidak berebut. Sehari sebelum pemotongan hewan qurban, kupon sudah dibagikan kepada yang berhak mendapat daging qurban. Esoknya, setelah dilaksanakan pemotongan dan pengemasan, mereka dapat menukar kupon itu dengan sekantung daging yang sudah kami siapkan.

Bagi peserta qurban, menurut hadits, ia mendapat hak sepertiga bagian dari hewan qurban. Disebutkan dalam hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw.bersabda: “Sepertiga untuk memberi makan keluarganya, sepertiga untuk para tetangga yang fakir miskin dan sepertiga untuk disedekahkan kepada yang meminta-minta.” (HR Abu Musa Al-Asfahani)

So, kebayang dong freezer kulkas saya jadi penuh sepulang dari tempat pemotongan hewan qurban. Hehe...lumayan untuk beberapa minggu ke depan saya punya stok daging untuk makan keluarga. Biasanya saya tidak menempatkan daging dalam satu wadah. Saya membaginya ke dalam wadah-wadah plastik takaran satu, setengah atau seperempat porsi masakan. Sehingga kalau saya ingin menggunakan daging-daging tersebut, saya tidak harus mencairkan semua. Cukup mengambil sesuai takaran yang mau dimasak saja.
Penampakan freezer kulkas saya

Lalu, masakan-masakan apa saja yang biasanya saya masak dari hewan qurban ini? Ya, walaupun setiap tahun saya berqurban hewan sapi, tapi sebagai individu yang tinggal di lingkungan muslim, tiap tahun sudah pasti saya mendapat kiriman daging hewan qurban juga dari tetangga atau mesjid-mesjid terdekat. Jenis dagingnya bervarisasi. Ada daging sapi dan ada daging kambing. Jadi, selain masak masakan berbahan daging sapi, saya pasti memasak masakan berbahan daging kambing juga. 

O,ya sekadar informasi tambahan, bagi teman-teman yang tinggal di wilayah Bandung dan membutuhkan hewan qurban, teman-teman bisa kontak depot qurban kepercayaan saya: Depot Qurban An Nahr.


Ini dia hotline para SPG shalihahnya:
  • Ailil: 0896-9049-8610
  • Tami: 0813-1213-0548
  • Rina: 0813-1200-9877

8 komentar:

  1. Sama mbak, di sini untuk kurban sapi kita urunan, gak kuat euy 17 18 juta, tambah dikit bisa buat umroh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heu?! Baru laporan udah dikomen? Hehe...Bu guru kereeen uy... Makasiiih....

      Hapus
  2. tooos dengan mbak Yas...ak juga iuran aja . Karena blum mampu. Bahkan ada yg bikin arisan korban jadi tiap bulan menabung 100.000-200000. ntar kurangannya tinggal bayar pas korban.

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh, beda ya iuran dan yang arisan? Kalau saya pokoknya akhir tahun, satu orang genap satu kambing atau 7 orang genap satu sapi, mba :)

      Hapus
  3. Ideem mbak... saya juga bayarnya dicicil perbulan, bareng ibu-ibu sekomplek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dicicil terasa lebih ringan ya, mba :)

      Hapus
  4. Wah, Mbak Yas Marina juru oprak-oprak juga? hihiii...
    Bagus, untuk kebaikan maju terus, Mbak.
    Emang udah musim di komplek-komplek arisan atau patungan, yaa.
    Islam itu ringan, walau jangan diringankan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mba, ini memang kan udah niat semua peserta. Cuma bantu membangunkan saja kok hehe...

      Hapus

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...