Rabu, 03 Januari 2018

Memahami Anak dengan Cinta




Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal ini terlihat dari sejak kanak-kanak. Menjadi tugas bagi orang tua terutama seorang ibu untuk mengenali karakter anak-anak sehingga pendidikan yang ditanamkan kepada anak dapat disesuaikan dengan karakternya. Sama seperti kita menanam benih tanaman. Kita tidak asal tabur benih begitu saja. Kita kenali dulu karakter tanamannya, apakah cocok di cuaca panas atau dingin, apakah merupakan tanaman merambat atau berakar besar, apakah membutuhkan penanganan khusus atau dapat dibiarkan saja, dan sebagainya. Jika kita ingin tanaman yang kita tanam tumbuh maksimal, maka tanamlah di tempat, cuaca dan dengan penanganan yang tepat. Begitu pula dalam mendidik anak, kita kenali dulu karakter anak, potensinya, kelemahannya, dan kemampuan kita dalam memfasilitasinya. Nah dengan seperti itu mudah-mudahan kita bisa memberikan pendidikan yang terbaik pada anak kita dengan segala kreatifitas yang kita miliki.
Saya mengenali Abang sebagai anak yang sensitif, lembut perasaannya, tertib dan santun. Dia sangat tidak suka permainan kasar. Anaknya cenderung hati-hati dalam bertindak. Waktu kecil dia sangat sulit diajak bermain air atau berenang. Dia juga lebih lambat bisa bermain sepeda di antara teman-teman sebayanya. Abang juga lebih suka bermain di rumah daripada bermain di luar. Sebagai seorang Ibu, saya ingin Abang menjadi anak laki-laki yang berani, trampil dan mau bergaul. Karenanya, saya tidak terlalu memperturutkan ketakutan-ketakutan dia. Tentu saya tidak melakukan pemaksaan atau kekerasan pada Abang. Saya melakukan pengkondisian step by step. Contohnya, saya mengizinkan Abang hanya mencelupkan ujung kakinya saja saat ke kolam renang. Saya biarkan dia duduk berlama-lama di pinggir kolam renang hanya untuk mencelupkan kakinya saja. Setelah itu pulang tanpa ada aktivitas berenang sebagaimana orang lain yang pergi ke kolam renang.

Lama kelamaan Abang mulai berani menciduk-ciduk dan menepuk-nepuk air kolam dengan tangannya. Saat air menciprat ke mukanya, Abang terlihat sedikit kaget. Dia terdiam sejenak dan kembali hanya mengayun-ayunkan kakinya pelan-pelan di dalam air kolam. Memang lama sekali pengkondisian Abang hingga akhirnya mau berdiri di dalam air kolam setinggi kurang lebih 30 cm.
Saya tidak ingin sekalipun merusak perkembangan kenyamanan Abang dalam interaksinya dengan kolam renang walaupun prosesnya sangat memakan waktu dan kesabaran. Bagi saya, jika Abang traumatik karena pemaksaan itu sama dengan kembali ke nol. Bahkan mungkin lebih sulit lagi memulai.
Waktu berlalu hingga akhirnya di usia 8 tahun, Abang sudah tidak takut lagi masuk ke kolam renang. Memang sih, kadang dia masih suka terlihat gugup. Untuk itu, saya suka mendampinginya dan kalau dia ingin, saya kasih ban pengaman. Setelah dia merasa aman, maka akan terpancarlah kegembiraannya bermain air. Yah...tidak ada yang paling membahagiakan bagi seorang Ibu selain melihat anaknya gembira bermain seperti anak-anak yang lainnya. Oleh karenanya kesabaran mutlak mesti ada dalam mendampingi tumbuh kembang anak sebagai bukti cinta seorang Ibu.

Demikian pula saat anak sakit, seorang Ibu harus sabar mengenali gejalanya dan tentu saja dalam menanganinya. Ketika seorang anak terlihat rewel atau lesu, jangan sampai kita langsung mencap anak kita sebagai anak yang sulit. Coba ukur suhu badannya, peluk dia untuk memberikan rasa nyaman. Jika anak sudah bisa diajak berkomunikasi, kita bisa tanya dia bagian mana yang terasa sakit atau tidak nyaman. Jika anak terlihat demam, kesakitan di bagian tertentu seperti kepala dan gigi, Ibu bisa memberikan penanganan pertama dengan memberikan Tempra Syrup. Tempra Syrup sangat membantu Ibu di saat anak sakit karena Ibu tidak perlu khawatir akan khasiat dan keamanannya bagi anak. Ibu harus tahu jika Tempra Syrup aman di lambung, tidak perlu dikocok karena larut 100% dan memiliki dosis yang tepat. Jadi, jangan salah pilih ya, Bu.
Itu pengalaman saya saat mendampingi Abang dalam masa tumbuh kembangnya bersama Tempra Syrup. Semoga dapat bermanfaat dan menginspirasi ibu-ibu lainnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...