Ovi itu, kalau udah datang mood nulisnya dia cepat sekali. Satu artikel pendek untuk kolom Warcil (Wartawan Cilik) di Percil, Koran Pikiran Rakyat, Bandung, bisa ia selesaikan kurang lebih 1 jam. Tapi, kalau kagak mood... beuh, jangan tanya. Dipaksa pun kagak bakalan mau hehe...
Emang sih, untuk urusan kreatif, mana bisa dipaksa. Apalagi untuk seorang anak. Aku sih tidak pernah memaksa Ovi untuk menulis. Menawarkan, mengingatkan, memotivasi itu sih, iya. Tapi kalau dia tidak mau, ya sudah.
Aku memang tidak pernah memaksa anak-anak menjadi penulis. Saya hanya melihat, bahwa dalam diri mereka ada bakat itu. Dan, yang penting mereka harus tahu. Mudah-mudahan ke depannya bakal berguna untuk kehidupan mereka.
Satu hal yang saya kagumi dari tulisan Ovi, di usianya yang ke 9 ini (kelas 3 SD), tulisannya runut dan cukup memiliki kosa kata. Aku paling hanya membantu dia dalam hal EYD dan setting komputer.
Pernah sih, aku mengkritisi isi naskah yang akan dia kirimkan. Waktu itu tulisannya tentang jatuhnya pesawat Bravo di acara Bandung Airshow 2012. Di akhir tulisan dia menulis ini: "Melihat kejadian jatuhnya pesawat terbang, saya jadi takut naik pesawat."
Bagiku itu pemikiran negatif yang harus diluruskan. Aku bilang pada Ovi: "Daripada kita takut naik pesawat terbang, lebih baik kita berdoa saja supaya kejadian itu tidak terulang lagi."
Rupanya Ovi mengerti, dan dia mengubah tulisannya persis dengan yang saya nasihatkan.
O,ya menulis di Percil ini, dapat honor lumayan lho buat uang saku seorang anak. Apalagi Ovi itu anaknya tidak pelit. Jadi setelah menerima honor, Ovi pun mentraktir PHD untuk kita sekeluarga.
Horreee... sering-sering nulis ya, Vi. Biar sering nraktir kita hehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^