Judul: (Kecil-Kecil Jadi Detektif) Hilangnya Berlian Pink
Genre: Novel Anak
Penulis: Haya
Penyunting Naskah: Dadan Ramadhan dan Beby Haryanti
Penerbit: Dar Mizan
Tahun: 2012
Jumlah: 156 halaman
"Di kamar, Vina mengambil ponselnya. Dia mem-buzz Kay dan Shofie untuk teleconference via Yahoo Messenger (YM)." (hal. 30)
"Vina sengaja memakai kemeja berwarna fuschia berbahan katun. Selain keren, kemeja ini menyerap keringat. Serasi sekali dipadukan dengan celana jeans warna biru tua. Sandal tali warna bronze yang melilit pergelangan kakinya akan menemani perjalanan Vina." (hal. 63)
"Vina memesan spaghetti saus daging dengan taburan keju, segelas lemon squash, dan semangkuk kecil es krim stroberi dengan buah ceri. Shofie memesan nasi plus ayam penyet dan secangkir susu cokelat. Sementara Kay, sama seperti Tante Lulu. Mereka memesan laksa khas Singapura. Laksa khas Singapura adalah mi kuah kari yang pedas. Selain mi, di dalamnya ada campuran taoge, tahu goreng, telur rebus, dan udang. Hmmm, yummy …. " (hal. 67-68).
Tiga
paragraf di atas merupakan cuplikan dari cerita di novel KKJD (Kecil-Kecil Jadi
Detektif) Hilangnya Berlian Pink. Kalau kita perhatikan, kalimat-kalimat senada
bisa kita temui juga di novel-novel karangan para penulis cilik, yang mana
novel tersebut tengah digandrungi para penggemarnya saat ini.
Ya,
gaya hidup anak-anak perkotaan yang akrab dengan gadget, penggambaran terhadap fashion
sang tokoh dan rincian menu kuliner agaknya mampu menjadi bumbu pemikat bagi para
pembaca cilik saat ini. Hal ini menjadi kelebihan dari novel KKJD Hilangnya
Berlian Pink. Karena para pembaca cilik akan langsung merasa familiar dengan buku yang dibacanya.
Sebetulnya
tidak ada yang perlu diherankan kalau sang penulis, Haya kebetulan mengetahui
hal tersebut. Karena dalam beberapa novel anak karya penulis cilik, Haya pernah bertindak sebagai editornya.
Bicara
tentang isi cerita Novel KKJD Hilangnya Berlian Pink, novel bersampul dominan
kuning ini mengisahkan tentang tiga sahabat yang juga masih sepupu, Vina, Kay
dan Shofie. Ketiga gadis berumur 12 tahun ini berlibur ke Singapura diantar
Tante Lulu, mamanya Kay. Pengetahuan Vina yang luas di dunia mode dan
kemampuannya membuat sketsa membantu Tante Rosa, perempuan yang dikenalnya di
pesawat, dalam menemukan pencuri berlian pinknya.
Kalau
diandaikan, perburuan Vina dan kawan-kawan terhadap pelaku pencurian berlian
ini seperti kita menghubungkan satu titik dengan titik berikutnya sehingga
terbentuklah sebuah gambar. Ya, persis permainan membentuk gambar. Kita sudah
tahu, titik-titik mana saja yang harus dilalui untuk sampai pada ujungnya.
Kemunculan
tokoh-tokoh unik seperti laki-laki berjaket biru tua, seseorang berkostum nenek
sihir, perempuan berjaket rancangan Vera Liu, bagaikan titik-titik tersebut.
Pembaca cilik yang sudah biasa membaca novel-novel detektif pasti sudah bisa menebak kalau tokoh-tokoh tersebut ada
hubungannya dengan hilangnya berlian pink. Selain itu, petunjuk-petunjuk yang
ada lebih bersifat “mendatangi” tokoh, dan bukan hasil pemecahan.
Mungkin
untuk pembanding, perumpamaan cerita detektif itu dimisalkan sang tokoh berada
di depan barisan titik. Si tokoh berusaha mengikuti beberapa titik di
hadapannya yang paling mungkin mengarah pada pelaku berdasarkan bukti-bukti
yang terpecahkan. Setelah mengikuti beberapa jalur, bisa jadi ada yang mentok
dan mungkin salah satu mengarah kepada pelaku. Di beberapa cerita detektif, sering
ternyata pelaku adalah orang yang berada di samping sang tokoh, yang selama ini
membantunya mengikuti jalur titik-titik tersebut. Sungguh tidak disangka,
bukan?
Okelah,
bisa jadi cerita ini memang tidak dibuat rumit karena segmen pembacanya masih
belia. Namun kedepannya harus menjadi sebuah tantangan bagi sang penulis, untuk
bisa meramu cerita, biarpun untuk anak-anak tapi harus lebih nge-detektif Ya, untuk sebuah cerita petualangan, novel
ini, it’s okay. Tapi untuk sebuah cerita
detektif, yang jelas-jelas ada dalam seri Kecil-Kecil Jadi Detektif, rasanya
masih jauh.
Namun,
di luar masalah “perdetektifan” di atas, novel ini layak mendapat bintang empat
dari lima bintang untuk setting dan gaya
penceritaan. Penggambaran latar Singapuranya yang kuat, bahasanya yang enak
dikunyah, sisi humornya juga ada, dan beberapa pengetahuan yang tanpa terasa
sudah dibagikan, menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.
Pada
akhirnya, nggak rugi beli novel ini. Selain ada bonus sticker kerennya, wawasan
mengenai dunia mode dan pengetahuan tentang berbagai tempat di Singapura, mampu
memberi kepuasan saat selesai membacanya.
---------------------------------
---------------------------------
Resensi ini diikut sertakan dalam "Lomba Resensi Buku Anak" yang diselenggarakan dalam rangka meramaikan ulang tahun ke-3:
articles of interest. indeed
BalasHapusI regret why only now that I found this blog.
haha... thanks :)
HapusBagaimana mau ngirim cerita kesini?
BalasHapusKesini kemana ya? :)
HapusKak, gmna cara ngirim cerita ke KKJD?
BalasHapusCerita tentang detektif ya? Kirim saja ke alamat penerbit Dar Mizan. Alamatnya ada kok di bukunya.
Hapuskak,aku kok enggak pernah lihat KKJD di Gramedia? Aku pun juga baru tahu ada KKJD dari blog ini.
BalasHapusMasa sih gak pernah lihat KKJD di Gramedia? Keselip kali ya. Soalnya bukunya kan belum banyak. Tapi utk informasi buku, kamu bisa lihat di link ini: https://www.facebook.com/KecilKecilJadiDetektif
Hapuskkjd itu untuk orang dewasa ya.....
BalasHapusKKJD itu buku bacaan untuk anak. Kalau para penulisnya memang orang dewasa.
Hapus