memiliki semua jenis alat masak yang saya jual. Kalau kayak gitu, alamat tekor ya Bo'. Dari dulu barang yang saya idam-idamkan itu Jumbo Chooper. Alat semacam blender tapi khusus untuk mengiling yang berat-berat. Bukan menggiling batu juga. Yang dimaksud seperti daging dan kentang. Memang menggiling daging dan kentang itu berat ya? Coba, saja.
Daging itu seratnya kuat. Pengalamanku nge-blend
daging (blender kan alatnya) pakai blender biasa, blender langsung
"ngahiung". Mesinnya ngeluh gak kuat muterin si pisau. Pisau
terperangkap di antara serat daging yang alot. Beberapa teman cerita kalau blendernya
langsung mengeluarkan asap dan memercikan api. Kebakar.
Bagaimana
dengan kentang?
Sama
saja. Kentang yang saya maksud di sini adalah kentang untuk dibuat perkedel.
Saya biasa menggoreng dulu kentang sebelum ditumbuk. Mungkin bunda-bunda yang
lain ada yang mengukusnya. Pengalaman saya, kalau kentangnya dikukus itu,
jadinya mudah hancur pas digoreng. Betul gak?
Potongan kentang setelah digoreng |
Akhirnya back to gaya lama. Kembali menggunakan
ulekan tradisional. Jujur, dalam proses pembuatan perkedel, proses ini yang
paling tidak menyenangkan. Prosesnya lama, harus menghaluskan potongan kentang
satu per satu. Apalagi sekali masak perkedel minimal saya menggunakan 1 kg
kentang. Maklum keluarga besar. Membuat perkedel seperti ini membuat masakan
tersebut saya masukkan ke dalam daftar MLHC. Apa tuh MLHC? Masaknya Lama
Habisnya Cepat. *ambil tisu, lap keringet*
Biar tampang kurang Ok tapi enak lho hihi.. |
Ya siapa yang tidak suka perkedel kentang bikinan
saya? (anak-anak saya maksudnya). Dalamnya gurih matang, luarnya krispi dengan
aroma daun bawang. Mmmm... Sekali makan, minimal lima perkedel dihabiskan
setiap anak. Makanya, kalau mau bikin perkedel, saya suka menerawang dulu.
Apakah waktu masak yang tersedia cukup luang? Kalau ya, baru oke. Kalau tidak,
ntar-ntar saja deh.
Adonan kentang setelah digiling |
Tapi sekarang, pertimbangan itu tidak lagi!
(Bombastis amat). Sejak saya berhasil kitik-kitik suami untuk membeli Jumbo Chooper dari saya (hihi). Pekerjaan
membuat perkedel kentang tidak sesulit dulu lagi. Sekilo kentang yang sudah
saya goreng, semua saya masukkan ke dalam Jumbo Chooper ini. Dalam waktu 5-10
detik saja, taraaa... adonan perkedel sudah halus sempurna.
Selanjutnya, saya buka tutupnya dan tarik pisaunya.
Langsung deh dibumbuin dan siap digoreng menjadi perkedel kentang yang lezat.
Oya, buat bunda-bunda yang masih menggunakan ulekan dan cobek (dengan alasan apapun). Mungkin dengan diulek secara tradisional rasanya lebih
lezat. Saya acungkan dua jempol. Etapi, saya mau sharing juga pengalaman mama
saya. Menurut beliau saat ini banyak dijual ulekan set (istilahnya itu lho)
yang terbuat dari semen. Bukan dari batu asli. Kebayang dong kalau akibat
gesekan ulekan, semennya luntur dan nyampur ke makanan. Pastinya dalam jangka
waktu lama bisa membahayakan tubuh kita. So, hati-hati saja ya Bun. Teliti
sebelum membeli.
Oke, kayaknya itu saja yang bisa saya bagi saat ini.
Biar sedikit yang penting bisa sharing. Mudah-mudahan bermanfaat bagi bunda
semua... Salam sayang... 😘
Alhamdulillah saya punya cobek batu. Tapi setuju jg kalo ngulek kentang ituuu..berat. Lengketnya itu yg bikin berat. He he..
BalasHapusAlhamdulillah, bukan dari semen ya Mbak :)
HapusIya berat, efek karbo kali ya.
Ha..ha...juragan Oxone mah, Teteh ini. kalau saya hingga sekarang juga termasuk yg malas bikin perkedel. he..he..padahal uenak tenaan :D tfs, Teh .
BalasHapusBelum juragan ah hihi...
HapusSaya bikin perkedel karena suka bingung menu :D
Seruu ya kalo punya Jumbi Chooper..gak usah berlama-lama buat bikin perkedel he..
BalasHapusAlhamdulillah... kerasa banget ringannya :)
HapusMasak jadi lebih cepat
BalasHapusYa dong hehe... ;)
HapusBtw, begitu saya klik namanya, langsung ngelink ke artikel ya. Asyiik...asyiik... makasih ya :*