Promo di salah satu web olshop |
Saya mulai keranjingan belanja online sejak melihat
sebuah web olshop (online shop) yang memiliki jaringan luas dengan tenan-tenan dari mancanegara seperti China, Korea, Taiwan dan lain-lain. Yang bikin saya
terbelalak adalah harga barang yang ditampilkan di laman pertama murah-murah
bingiiits... Belakangan saya tahu ternyata itu memang salah satu trik dari
pengelola web untuk menarik pembeli.
Fashion adalah barang-barang yang bikin ngiler saya
dan my girls (anak-anak gadis saya). Seperti legging, cardigan dan jam tangan, warna-warninya
itu lho, cerah ceria. Udah gitu harganya memang ramah kantong kita. Lihat saja,
untuk cardigan harga di bawah 50.000, legging di 20.000-an dan jam tangan hanya
13.000-an. Nah, kaan...siapa yang nggak geregetan.
Maka mulailah kita bertransaksi ria di olshop
tersebut. Satu per satu barang berdatangan ke rumah. Mulai dari jam weker unik,
mouse dan mouse pad lucu, tas hangout, sepatu vans, mukena bordir, kaos jersey,
berbagai alat rumah tangga plastik maupun elektronik dan masih banyak lagi.
Sejak saat itu, kita jadi tidak tenang bepergian. Khawatir ada tukang paket
datang ke rumah nganterin barang.
Omong-omong mengenai ongkir (ongkos kirim) dan waktu
pengiriman barang, ada hal-hal yang bikin saya kurang puas. Saya melihat web
olshop tersebut memberi kesempatan pada seller untuk menentukan ongkir tambahan
selain ongkir yang tercantum di web. Hal itu wajar terjadi mengingat banyak
tenan yang berlokasi di luar Indonesia. Sehingga tarif ongkos kirim tidak bisa
distandarkan. Mungkin ada bea cukai saat barang masuk ke Indonesia atau
biaya-biaya lain saat barang keluar dari negaranya.
Saya pernah mengalami ketika menerima barang kiriman dari China, Pak Pos pengantar barang meminta saya membayar biaya tambahan sebanyak Rp 7000,-. Sayang saya lupa biaya apa itu. O,ya lama pengiriman barang dari luar itu memakan waktu sekita satu bulanan. Lumayan lama sih. Bikin hati deg-deg plas.
Saya pernah mengalami ketika menerima barang kiriman dari China, Pak Pos pengantar barang meminta saya membayar biaya tambahan sebanyak Rp 7000,-. Sayang saya lupa biaya apa itu. O,ya lama pengiriman barang dari luar itu memakan waktu sekita satu bulanan. Lumayan lama sih. Bikin hati deg-deg plas.
Semakin sering saya belanja di web tersebut, kok saya
semakin merasakan keanehan di sisi ongkirnya. Saya melihat ada barang-barang
yang ditawarkan sebuah tenan dengan harga jauh lebih rendah dibanding tenan-tenan
yang lain. Padahal barangnya sama. Saat saya melakukan pembelian maka keluarlah
biaya yang harus dibayar. Saya kaget, kok ongkirnya mahal sekali. Selidik punya
selidik ternyata ongkir tambahannya itu yang besar.
Cek tarif jasa paket dari aplikasi android |
Itu cerita saat saya melakukan pemesanan dan saat barang dikirim. Lalu, bagaimana setelah barangnya kita terima?
Yah, ada yang memuaskan tapi tidak sedikit yang
mengecewakan. Namanya kita nggak lihat barangnya secara langsung. Kalau nggak
ngandelin spek ya paling sebatas informasi tanya-tanya ke sellernya. Kalau kita
nanyanya gak detil, ya segitulah informasi yang kita terima. Pas barang datang,
kok seperti ini? Kok warnanya tidak seperti di gambar? Kok bahan materialnya
tipis? Kok cara kerja alatnya sulit? Pokoknya macem-macem deh.
Nah, yang bikin kecewa ini yang membuat saya agak
nge-rem belanja online. Ditipu dalam artian seller menghilang sih saya belum
pernah. Soalnya saya selalu cek lebih dahulu website penjualnya. Kira-kira bisa
dipercaya atau tidak. Saya juga selalu melihat diskusi dan ulasan dari
pembeli-pembeli lain untuk melihat tingkat kepuasan mereka. Tapi namanya udah
ngiler sama harga murah, kadang saya kurang memperhatikan kualitasnya.
Akibatnya barang-barang yang saya terima pun berumur pendek dan segera menjadi
sampah. Nyelek juga sih. Tapi ya jadi pelajaran saja. Seperti orang bilang: ada
harga, ada kualitas. Jadi, stop deh geregetan sama barang-barang murah.
Mudahnya pembelian melalui olshop |
Namun, sekarang saya lebih realistis dengan harga. Orang
jualan pasti nggak mau rugi, kan. Jadi kalau harganya murah banget, sudah
kebayang dong kualitasnya. E,tapi bukan berarti saya asal beli saja tanpa
memperhatikan harga. Setidaknya saya survey dulu ke berbagai olshop di
internet. Dari situ saya bisa menimbang-nimbang olshop mana yang saya pilih.
Belum tentu yang harganya paling murah. Saya lihat dulu kota asal barang. Kalau
jauh-jauh dari tempat tinggal saya, misal dari Batam, selain ongkir lebih
mahal, waktu pengirimannya pun tentu lebih lama. Jadi kalau memang tidak bisa
memilih yang paling murah, ya yang di atasnya. Kadang-kadang dalam hal ini,
kata hati pun ikut memilih. Artinya, kalau saya merasa tidak yakin, lebih baik
nggak jadi aja, deeeh.
Aku lumayan sering beli di ol shop, Teh Yas. Tapi beli buku, hehe. Kalo elektronik baru sekali aja, itu pun bener-bener pas diskon dan butuh. :D
BalasHapusBeli buku memang lebih aman, Mbak Ila. Kalau barang elektronik mesti betul-betul baca spek. Tapi gak ada masalah apa-apa kan dengan barang elektroniknya? Mudah2an baik-baik saja ya.
HapusIya bunda yasmarina, harga murah memang jadi godaan terbesar emak2 seperti saya ini. Hehe.
BalasHapusSaya juga sering tergiur barang2 online shop. Pertama liat dari foto postingannya menarik trus liat harganya murah wah bakal kepengen berat.
Tapi sering ditolak suami. Alhasil liat2 olshop cuma mau liat modelnya aja. Habis itu hunting didunia nyata .. hehe
Untungnya ada tukang rem ya, Bunda Sarah hihi... Belanja di dunia nyata itu memang senangnya bisa lihat langsung barangnya dan sambil jalan-jalan pula ya :)
Hapusaku pernah belanja onlione tapngga sampai ketagihan mak
BalasHapusMemang harusnya begitu ya, Mak Rahmi. Kalau saya kayaknya harus kejedot dulu baru nyadar :D
Hapuseh saya belum pernah belanja luar negeri mbak, jadi kepingin punya pengalaman nih
BalasHapusBisa dicoba di www.qoo10.com, mba :)
HapusAku kalo belanja online, ya yang macam zalora gitu siy, jadi no ongkir.
BalasHapusDi Zalora harganya gak lebih mahal, Sis?
Hapus