Beberapa waktu lalu saya pernah dirawat di rumah
sakit selama 5 hari karena gangguan pencernaan. Gejala yang saya rasakan waktu
itu perut terasa sakit melilit, muntah-muntah hingga diare. Akibatnya tubuh saya
lemas dan detak nadi pun melemah. Untunglah suami segera membawa saya ke ICU
rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Sebagai ibu rumah tangga, kebayang dong meninggalkan
rutinitas rumah tangga yang biasanya tidak pernah absen walaupun hanya sehari.
Ini malah sampai 5 hari. Awalnya bingung juga, karena anak yang bontot saja
baru berumur 3 tahun. Bisakah anak-anak saya tinggalkan? Untunglah ibu dan ayah
saya segera datang membantu menjaga dan merawat anak-anak. Meskipun demikian, sedihnya...
selama sakit ternyata ada momen penting anak-anak yang saya lewatkan, hiks...
Pertama, momen saat Uni, anak perempuan saya berangkat
ke Pangandaran untuk mengikuti olimpiade fisika SMP tingkat provinsi. Sebelumnya Uni berhasil lolos juara 1 olimpiade fisika di tingkat kota sehingga berhak
maju ke tingkat provinsi. Syukurlah, di tingkat provinsi pun ternyata Uni berhasil meraih juara 1.
Kedua, momen ketika Abang, anak laki-laki saya
mendapat kepercayaan dari sekolah untuk berpidato di acara perpisahan sekolah
TK-nya. Padahal sebelum saya sakit, saya-lah yang melatih dia pidato sampai dia
bisa tampil hebat. Huhuhu...saya hanya bisa melihat foto-fotonya saja.
Waktu itu, rasanya saya ingin lari dan kabur dari
rumah sakit untuk mendampingi anak-anak saya. Tapi bagaimana mungkin dengan
tangan berbalut infus. Walaupun kalau saya lihat di film-film sih bisa-bisa
saja :D
Alhamdulillah, setelah kondisi saya membaik, dokter
mengijinkan saya pulang. Namun saya harus tetap melakukan kontrol ke rumah
sakit sesuai jadwal dari dokter.
Kondisi tubuh lesu |
Ada satu hal yang saya rasakan berbeda sepulangnya
saya dirawat di rumah sakit. Entah kenapa saya merasa kondisi tubuh saya tidak
se-fit dulu lagi. Padahal sebelum sakit, banyak teman yang bilang kalau saya
itu orangnya kelebihan energi. Selalu bersemangat melakukan aktivitas apapun. Tapi
sekarang, kenapa saya jadi gampang capek ya? Kalau saya tidur agak malam saja,
besoknya saya pasti merasa lesu. Kalau bepergian pun saya jadi gampang masuk
angin. Akhirnya, larinya saya kalau enggak kerokan ya manggil tukang pijat deh :D
Hadeuh...apa yang salah ya? Padahal sekeluarnya saya dari
rumah sakit, saya banyak makan lho. Saya ingin energi saya kembali dan
bisa melalukan aktivitas seperti biasanya. Kalau orang sunda bilang, keadaan
saya setelah sakit itu ‘mamayu’, yang artinya makan dalam porsi besar akibat
dari rasa lapar yang intens setelah masa sakit berakhir. Namun sepertinya makan
banyak tidak membawa dampak yang saya inginkan. Saya bertanya-tanya, apakah
pencernaan saya masih bermasalah sehingga tidak bisa mencerna makanan dengan
baik dan tidak dapat menghasilkan energi secara optimal?
Banyak makan belum tentu bermanfaat bagi tubuh |
Akhirnya saya kembali konsultasi ke dokter. Menurut
dokter, fungsi pencernaan saya sebenarnya sudah membaik. Dokter mengingatkan
bahwa selama saya sakit, tubuh saya banyak kehilangan unsur-unsur zat gizi
mikro (mikronutrien) seperti vitamin dan mineral. Hal inilah yang mungkin
menjadikan tubuh saya terasa lemah. Jadi saya harus benar-benar memperhatikan
asupan gizi selengkap mungkin supaya kebutuhan tubuh akan nutrisi terpenuhi dan
tubuh bisa berfungsi dengan sebaik-baiknya.
Ooh...begitu, saya mulai paham.
Dokter menambahkan, meskipun mikronutrien tidak
menghasilkan energi untuk tubuh seperti halnya makronutrien (karbohidrat,
protein dan lemak), namun berkat peran mikronutrien-lah, zat-zat gizi
makronutrien bisa berubah menjadi energi. Jadi tidak mungkin makronutrien bisa
jadi energi kalau dalam tubuh kita tidak ada mikronutrien (vitamin dan mineral).
Kesimpulannya, makronutrien dan
mikronutrien itu sama-sama penting.
Pantas saja, dok. Biarpun saya sudah banyak makan,
tetapi tubuh saya tetap lemas ya. Rupanya saya kurang memperhatikan asupan
mikronutrien ini.
Sebetulnya, zat-zat gizi mikro itu bisa kita
dapatkan dari berbagai bahan makanan. Namun gaya hidup mengkonsumsi junk food,
pengolahan makanan yang salah dan kurang memahaminya kita terhadap ilmu gizi
menjadikan kita tidak memberikan asupan yang selayaknya bagi tubuh. Oleh karena itu,
untuk tetap menjaga tubuh kita sehat dan terpenuhi asupan zat gizi seimbang, dibutuhkan
suplemen yang menunjang gaya hidup praktis manusia masa kini.
Suplemen Theragran® - M membantu memulihkan kondisi tubuh setelah sakit |
Simpel dan sehat, itu yang saya nilai dari suplemen
kesehatan Theragran® - M. Kemasannya praktis, cukup dikonsumsi 1 tablet setiap hari, tidak
pahit di lidah dan memiliki kandungan mikronutrient yang amat lengkap.
Cari tahu tentang
kandungan mikronutrient dalam Theragran® - M, di sini.
Logo Halal di kemasan Theragran-M |
Theragran® - M dikeluarkan oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia yang memiliki misi
“Dedikasi pada Kualitas Hidup Manusia yang lebih baik”. Hal ini dibuktikan
melalui produk-produk yang berkualitas dan diterima dengan baik oleh masyarakat
Indonesia seperti produk Tempra dan Counterpain. Selain itu, suplemen Theragran® - M ini sudah mendapat sertifikat halal dari MUI.
Jadi untuk kualitas hidup lebih baik, jangan abaikan
makronutrient dan mikronutrient untuk tubuh kita. Hidup akan terus berlangsung,
maka nikmatilah tiap momennya dengan tubuh yang sehat bersama Theragran® - M. Niscaya setiap detiknya
akan menjadi “The Precious Moment”. Karena kita tahu, waktu tidak akan kembali ke
belakang.
Blog competition ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^