Jumat, 14 Oktober 2016

Karena Waktu Tidak Dapat Kembali





Beberapa waktu lalu saya pernah dirawat di rumah sakit selama 5 hari karena gangguan pencernaan. Gejala yang saya rasakan waktu itu perut terasa sakit melilit, muntah-muntah hingga diare. Akibatnya tubuh saya lemas dan detak nadi pun melemah. Untunglah suami segera membawa saya ke ICU rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
 Sebagai ibu rumah tangga, kebayang dong meninggalkan rutinitas rumah tangga yang biasanya tidak pernah absen walaupun hanya sehari. Ini malah sampai 5 hari. Awalnya bingung juga, karena anak yang bontot saja baru berumur 3 tahun. Bisakah anak-anak saya tinggalkan? Untunglah ibu dan ayah saya segera datang membantu menjaga dan merawat anak-anak. Meskipun demikian, sedihnya... selama sakit ternyata ada momen penting anak-anak yang saya lewatkan, hiks...

Pertama, momen saat Uni, anak perempuan saya berangkat ke Pangandaran untuk mengikuti olimpiade fisika SMP tingkat provinsi. Sebelumnya Uni berhasil lolos juara 1 olimpiade fisika di tingkat kota sehingga berhak maju ke tingkat provinsi. Syukurlah, di tingkat provinsi pun ternyata Uni berhasil meraih juara 1.

Kedua, momen ketika Abang, anak laki-laki saya mendapat kepercayaan dari sekolah untuk berpidato di acara perpisahan sekolah TK-nya. Padahal sebelum saya sakit, saya-lah yang melatih dia pidato sampai dia bisa tampil hebat. Huhuhu...saya hanya bisa melihat foto-fotonya saja.
 Waktu itu, rasanya saya ingin lari dan kabur dari rumah sakit untuk mendampingi anak-anak saya. Tapi bagaimana mungkin dengan tangan berbalut infus. Walaupun kalau saya lihat di film-film sih bisa-bisa saja :D

Alhamdulillah, setelah kondisi saya membaik, dokter mengijinkan saya pulang. Namun saya harus tetap melakukan kontrol ke rumah sakit sesuai jadwal dari dokter.

Kondisi tubuh lesu
Ada satu hal yang saya rasakan berbeda sepulangnya saya dirawat di rumah sakit. Entah kenapa saya merasa kondisi tubuh saya tidak se-fit dulu lagi. Padahal sebelum sakit, banyak teman yang bilang kalau saya itu orangnya kelebihan energi. Selalu bersemangat melakukan aktivitas apapun. Tapi sekarang, kenapa saya jadi gampang capek ya? Kalau saya tidur agak malam saja, besoknya saya pasti merasa lesu. Kalau bepergian pun saya jadi gampang masuk angin. Akhirnya, larinya saya kalau enggak kerokan ya manggil tukang pijat deh :D
 Hadeuh...apa yang salah ya? Padahal sekeluarnya saya dari rumah sakit, saya banyak makan lho. Saya ingin energi saya kembali dan bisa melalukan aktivitas seperti biasanya. Kalau orang sunda bilang, keadaan saya setelah sakit itu ‘mamayu’, yang artinya makan dalam porsi besar akibat dari rasa lapar yang intens setelah masa sakit berakhir. Namun sepertinya makan banyak tidak membawa dampak yang saya inginkan. Saya bertanya-tanya, apakah pencernaan saya masih bermasalah sehingga tidak bisa mencerna makanan dengan baik dan tidak dapat menghasilkan energi secara optimal?
Banyak makan belum tentu bermanfaat bagi tubuh
 Akhirnya saya kembali konsultasi ke dokter. Menurut dokter, fungsi pencernaan saya sebenarnya sudah membaik. Dokter mengingatkan bahwa selama saya sakit, tubuh saya banyak kehilangan unsur-unsur zat gizi mikro (mikronutrien) seperti vitamin dan mineral. Hal inilah yang mungkin menjadikan tubuh saya terasa lemah. Jadi saya harus benar-benar memperhatikan asupan gizi selengkap mungkin supaya kebutuhan tubuh akan nutrisi terpenuhi dan tubuh bisa berfungsi dengan sebaik-baiknya.

Ooh...begitu, saya mulai paham.

Dokter menambahkan, meskipun mikronutrien tidak menghasilkan energi untuk tubuh seperti halnya makronutrien (karbohidrat, protein dan lemak), namun berkat peran mikronutrien-lah, zat-zat gizi makronutrien bisa berubah menjadi energi. Jadi tidak mungkin makronutrien bisa jadi energi kalau dalam tubuh kita tidak ada mikronutrien (vitamin dan mineral). Kesimpulannya, makronutrien dan mikronutrien itu sama-sama penting. 


Pantas saja, dok. Biarpun saya sudah banyak makan, tetapi tubuh saya tetap lemas ya. Rupanya saya kurang memperhatikan asupan mikronutrien ini.

Sebetulnya, zat-zat gizi mikro itu bisa kita dapatkan dari berbagai bahan makanan. Namun gaya hidup mengkonsumsi junk food, pengolahan makanan yang salah dan kurang memahaminya kita terhadap ilmu gizi menjadikan kita tidak memberikan asupan yang selayaknya bagi tubuh. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga tubuh kita sehat dan terpenuhi asupan zat gizi seimbang, dibutuhkan suplemen yang menunjang gaya hidup praktis manusia masa kini.
Suplemen Theragran® - M membantu memulihkan kondisi tubuh setelah sakit

Simpel dan sehat, itu yang saya nilai dari suplemen kesehatan Theragran® - M. Kemasannya praktis, cukup dikonsumsi 1 tablet setiap hari, tidak pahit di lidah dan memiliki kandungan mikronutrient yang amat lengkap.

Cari tahu tentang kandungan mikronutrient dalam Theragran® - M, di sini.


Logo Halal di kemasan Theragran-M
Theragran® - M dikeluarkan oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia yang memiliki misi “Dedikasi pada Kualitas Hidup Manusia yang lebih baik”. Hal ini dibuktikan melalui produk-produk yang berkualitas dan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia seperti produk Tempra dan Counterpain. Selain itu, suplemen Theragran® - M ini sudah mendapat sertifikat halal dari MUI.

Jadi untuk kualitas hidup lebih baik, jangan abaikan makronutrient dan mikronutrient untuk tubuh kita. Hidup akan terus berlangsung, maka nikmatilah tiap momennya dengan tubuh yang sehat bersama Theragran® - M. Niscaya setiap detiknya akan menjadi “The Precious Moment”. Karena kita tahu, waktu tidak akan kembali ke belakang.

 Blog competition ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...