Seumur-umur saya baru lihat yang namanya
tumbila. Orang sunda di lingkungan masa kecil saya padahal sering banget
menyebut kata tumbila. Tapi sumpah, sebelum ini saya sama sekali tidak tertarik
untuk tahu dan tidak mau tahu wujudnya. Masalahnya saya paling jijik pada
hewan-hewan kecil kelompok arthropoda sebangsa kutu, semut, laba-laba dan
teman-temannya. Apalagi kalau hewannya itu memiliki tubuh bersekat-sekat kayak
kecoak, lipan dan sejenisnya hiiiy... Ngebayanginnya saja sampai merinding bulu
kuduk.
BERBEDA DENGAN TUNGAU
Awalnya saya mengira tumbila itu sama
dengan tungau. Namun, melalui pencarian yang cukup seksama dan mendetail di
google (segitunya), saya baru tahu ternyata tumbila itu berbeda dengan tungau. Tumbila
masuk ke dalam kelas insecta, sedangkan tungau masuk kelas arachnida (masih
kerabat laba-laba). Walaupun ada tungau yang tinggal di pemukiman manusia
(jenis tungau debu rumah atau hust dust mist dalam bahasa inggris), tungau debu
rumah dan tumbila memiliki nama yang berbeda dalam bahasa inggris. Tumbila
memiliki sebutan bedbug dalam bahasa inggris. Dipanggil bedbug karena tumbila
memang sangat suka tinggal di sela-sela tempat tidur atau kasur.
Dari wikipedia saya baru tahu kalau tumbila
memiliki nama lain kutu busuk, bangsat, kepinding atau tinggi. Disebut kutu
busuk karena dikenal dengan bau tidak sedapnya. Dua kata pertama sebutan lain tumbila
mengingatkan saya pada ucapan orang yang sedang memaki. Sebelumnya saya bahkan
tidak tahu, kalau orang memaki seperti itu ternyata berawal dari nama lain tumbila.
Seperti halnya orang memaki dengan kata... emm... dog, pig, etc. #maaf
Nah, kenapa sekarang si tumbila ini
sampai mendapatkan kehormatan saya tulis di sini? Sebabnya adalah karena dia
sangat-sangat mengganggu hidupku.
Awalnya anakku yang tidur di kamar tamu
ngeluh pergelangan kaki dan tangannya gatal-gatal. Pas bangun tidur kakinya
banyak baret bekas garukan. Waktu itu saya belum ngeh penyebabnya. Saya bilang
paling nyamuk. Maka, saya semprotlah kamar dengan semprotan pembasmi nyamuk.
Namun keesokan harinya anak saya tetap mengeluh gatal-gatal. Katanya selain
gatal, kulitnya terasa panas dan kemerahan.
![]() |
Melakukan pembersihan dengan vacum cleaner |
Saya pun curiga, jangan-jangan di kasur
ada kutu kasurnya atau tumbila ini. Maka saya pun mengambil langkah-langkah
pembersihan. Saya angkat seluruh seprai dan sarung bantal guling. Tidak lupa
selimut juga, saya cuci semuanya. Setelah itu saya bersihkan kasur dengan
vacuum cleaner. Beberapa hari keluhan anak saya mereda, namun selanjutnya malah
saya yang mengeluh gatal-gatal di kaki. Olala rupanya kasur di kamar saya pun
disambangi juga oleh tumbila tersebut.
Kutu busuk rawan sembunyi di ceruk kasur kapuk |
Ibu saya sempat merasa aneh. Menurut
beliau, tumbila biasanya hidup di kasur yang terbuat dari kapuk. Padahal hampir
semua kasur di rumah saya itu spring bed. Tapi pas saya browsing-browsing di
internet soal tumbila ini, banyak juga gambar yang memperlihatkan tumbila di
atas kasur spring bed. Ooh...ternyata bukan soal kapuk atau spring bednya, tapi
di kasur apa pun yang penting tersedia tempat bersembunyi bagi tumbila.
Menurut sumber yang saya baca di
internet, tumbila memang takut dengan cahaya. Maka jika ingin mencari di mana tumbila,
tentu di tempat-tempat yang tersembunyi di kasur. Salah satunya, ini dia... di
lipatan pinggir kasur dan di antara kasur dan dipan kasur.
Kutu busuk sembunyi juga di lipatan pinggir spring bed |
Berdasarkan data tumbila takut pada
cahaya, saya dan suami bergotong royong mengangkat kasur untuk dijemur. Namun
berhubung tidak ada halaman luas seperti di kampung halaman, penjemuran pun
berlangsung tidak sempurna. Walah... saya jadi ingat saat nenek saya jemur
kasur di halaman rumahnya yang luas dengan penggebuk rotannya yang cantik. Buk!
Buk! Buk! Suara itu masih terngiang-ngiang di telinga saya sampai sekarang.
![]() |
Penggebuk kasur foto dari https://ragamhandicraftrajapolah.wordpress.com/ |
Sambil dijemur, saya dan suami pun
berburu tumbila. Benar saja, beberapa ekor saya temukan di satu sudut lipatan
kasur. Saya korek-korek hingga mental ke lantai. Saya pukul dengan benda keras,
dan keluarlah darahnya. Seketika itu juga saya merasa habis digigit vampir
semalaman huhuhu... Gak rela rasanya.
penampakan tumbila (sengaja diblur) |
SOLUSIKU MENGHALAU SI KUTU BUSUK
Apakah dengan dijemur dan diburu,
tumbila sudah hilang? Ternyata belum sodara-sodara T_T
Saya kejar di kasur, ternyata tumbila
masuk ke laci-laci pakaian dalam huhu... Nempel di lipatan koleksi
dompet-dompet saya. Juga di lipatan gorden kamar. Akhirnya saya bongkar juga tuh
gorden untuk dicuci. Saya pun membeli kapur barus satu plastik besar. Saya
selipin kasur barus di tiap lipatan kasur, di bawah seprai, di bawah kasur, di laci-laci dan di
lemari baju. Untuk mengurangi rasa paranoid, saya upayakan permukaan kasur
selalu tertutup seprai dengan rapat. Tidak memberikan celah keluar tumbila dari
kasur ke atas seprai.
Letakan kapur barus di tempat-tempat persembunyian kutu busuk |
Alhamdulillah, perjuanganku tidak
sia-sia. Sudah beberapa bulan ini sejak saya menebar kapur barus tidak pernah
ada keluhan digigit tumbila lagi. Dan saya berbesar hati karena Allah swt. bakal memberi saya pahala karena sudah membebaskan keluarga dari segala marabahaya (halah!). Eh tapi bener lho, segala sesuatu itu kan gak ada yang sia-sia. Dibikin asyik saja hehe... Buktinya bermanfaat juga jadi sebuah tulisan. Lumayan bisa menaikkan DA/PA yang anjlok wkwkwk... (ternyata, sttt...). Oya, paling komentar tamu saja yang begitu
melewati kamar tamu langsung berkomentar, kok bau orang meninggal? Hadeuuh...
kapur barus identik dengan bau jenazah? |