Selasa, 30 Juli 2013

PENULIS CILIK-Perkirakan komposisi dialog dan narasi (Materi 21)

Lanjutan dari materi 20

Berapa banyakkah kamu menulis saat awal menuangkan ide? Kalau berhasil menulis sampai beberapa bab, itu bagus. Sudah sampai 3 bab atau pun baru 1 halaman, sekarang saatnya kamu melanjutkan tulisanmu.
Misalnya kamu sekarang menggarap bab 4 atau masih berkutat di Bab 1. Bacalah dengan teliti outline dari bab yang sedang kamu garap. Rekam di otakmu dan mulailah menguraikannya dalam bentuk cerita.
Supaya pembaca ceritamu tidak bosan, buatlah komposisi narasi dan dialog yang tepat. Pembaca dari kalangan anak-anak biasanya tidak suka tulisan yang berbentuk narasi terlalu panjang. Tulisan narasi itu lebih memberi kesan kamu sebagai penulis cerita dalam keadaan sedang menjelaskan dan pembaca sedang mendengarkan. Padahal, kalau pembaca merasa kurang dilibatkan, akibatnya akan timbul rasa bosan pada diri pembaca dan bisa jadi pembaca memutuskan untuk menghentikan membaca ceritamu.
Ya, meskipun tulisan jenis narasi penting juga dalam sebuah tulisan. Tapi, biarkan cerita mengalir melalui dialog-dialog tokohnya. Dengan demikian pembaca merasa dirinya lah yang sedang melakukan dialog-dialog itu.
Selain itu, keuntungannya tulisan berbentuk dialog adalah... sttt… akan membuat ceritamu lebih panjang, lho… hehe… Jadi, target panjang halamanmu, bisa cepat terpenuhi. Tapi, sekali lagi ingat ya, tulisan narasi pun penting sebagai penjelas yang perlu kamu sisipkan di sela-sela dialog.
FYI, Husna pernah lho punya kesulitan membuat dialog ini. Jadi dia menulis sampai beberapa bab, hampir semuanya narasi. Tapi tidak apa, untuk menuangkan ide supaya tidak hilang, tuliskan saja semuanya. Nah, pada saat mengedit, ia merubah bagian-bagian mana saja peristiwa yang lebih baik di munculkan melalui dialog para tokohnya.
Contoh cerita dengan format narasi:
Sore hari, ketika Mayra hendak pulang bersama-sama dengan Meyda, sesuatu menarik perhatiannya. Ternyata di mading terdapat pengumuman anggota tim yang masuk tim basket. Mayra memang menjadi cadangan. Namun, di bagian bawah pengumuman tersebut, terdapat catatan bahwa tiap pemain harap berkumpul setelah pulang, jam 14.15.Padahal sekarang, waktu sudah menunjukkan pukul 14.00. Mayra bilang pada Meyda bahwa ia tidak bisa pulang bersama karena harus latihan. Mayra juga minta supaya Meyda menyampaikan pesan pulang terlambat pada Bunda. Meyda terlihat kesal apalagi saat ditinggal duluan. Akhirnya Meyda pergi ke perpustakaan setelah sebelumnya berjanji akan menelepon Bunda.
Lalu Husna mengubahnya dengan cerita yang dibumbui dialog:
Sore hari, ketika Mayra hendak pulang bersama-sama dengan Meyda, sesuatu menarik perhatiannya.
“Sebentar Mey, aku lihat mading dulu. Nggak tau ya, aku penasaran banget,” pinta Mayra pada Meyda.
“Ok,” jawab Meyda pendek.
Ternyata perasaan Mayra benar. Di mading terdapat pengumuman anggota tim yang masuk tim basket. Mayra memang menjadi cadangan. Namun, di bagian bawah pengumuman tersebut, terdapat catatan bahwa tiap pemain harap berkumpul setelah pulang, jam 14.15.
Sambil menunjukkan muka menyesal, Mayra mendatangi Meyda yang menunggu dekat tiang atap teras.
“Ada apa?” tanya Meyda yang melihat raut muka adiknya.
“Meyda maaf ya. Karena pertandingan sudah dekat jadi banyak latihan. Kayaknya hari ini aku langsung latihan deh. Sekarang udah jam 14.00. Padahal latihannya jam 14.15. Tolong bilangin ke Bunda ya, pliiis…”
Wajah Meyda terlihat kesal tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. “Ya sudah, aku mau ke perpustakaan aja. Kalau Bunda, ntar aku telepon deh.”
“Aduh, makasih banget Meyda. Aku kelapangan sekarang ya!” Tanpa menunggu jawaban Meyda, Mayra langsung lari ke lapangan.
Meyda menghentakkan kakinya. Ia tambah kesal karena ditinggal begitu saja. Dengan muka masam, ia melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan.
Nah, apa persamaan dua cerita di atas? Dua-duanya menceritakan kejadian yang sama. Inti ceritanya sama.
Lalu, bedanya? Kita pasti bisa menilai, cerita dengan diwarnai dialog lebih menarik daripada cerita yang penuh dengan paparan (narasi) saja.
Berlanjut ke materi 22 

Kamu yang lagi belajar nulis, bisa perhatiin cara Kak Yas Marina membuat novel melalui buku ini:

Saranghae Bluemoon, karya Yas Marina
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...