Lanjutan dari materi 20
Berapa banyakkah kamu menulis saat awal menuangkan ide?
Kalau berhasil menulis sampai beberapa bab, itu bagus. Sudah sampai 3
bab atau pun baru 1 halaman, sekarang saatnya kamu melanjutkan
tulisanmu.
Misalnya kamu sekarang menggarap bab 4 atau masih
berkutat di Bab 1. Bacalah dengan teliti outline dari bab yang sedang
kamu garap. Rekam di otakmu dan mulailah menguraikannya dalam bentuk
cerita.
Supaya pembaca ceritamu tidak bosan, buatlah komposisi
narasi dan dialog yang tepat. Pembaca dari kalangan anak-anak biasanya
tidak suka tulisan yang berbentuk narasi terlalu panjang. Tulisan narasi
itu lebih memberi kesan kamu sebagai penulis cerita dalam keadaan
sedang menjelaskan dan pembaca sedang mendengarkan. Padahal, kalau
pembaca merasa kurang dilibatkan, akibatnya akan timbul rasa bosan pada
diri pembaca dan bisa jadi pembaca memutuskan untuk menghentikan membaca
ceritamu.
Ya, meskipun tulisan jenis narasi penting juga dalam
sebuah tulisan. Tapi, biarkan cerita mengalir melalui dialog-dialog
tokohnya. Dengan demikian pembaca merasa dirinya lah yang sedang
melakukan dialog-dialog itu.
Selain itu, keuntungannya tulisan berbentuk dialog
adalah... sttt… akan membuat ceritamu lebih panjang, lho… hehe… Jadi,
target panjang halamanmu, bisa cepat terpenuhi. Tapi, sekali lagi ingat
ya, tulisan narasi pun penting sebagai penjelas yang perlu kamu sisipkan
di sela-sela dialog.
FYI, Husna pernah lho punya kesulitan membuat dialog
ini. Jadi dia menulis sampai beberapa bab, hampir semuanya narasi. Tapi
tidak apa, untuk menuangkan ide supaya tidak hilang, tuliskan saja
semuanya. Nah, pada saat mengedit, ia merubah bagian-bagian mana saja
peristiwa yang lebih baik di munculkan melalui dialog para tokohnya.
Contoh cerita dengan format narasi:
Sore hari, ketika Mayra hendak pulang bersama-sama
dengan Meyda, sesuatu menarik perhatiannya. Ternyata di mading terdapat
pengumuman anggota tim yang masuk tim basket. Mayra memang menjadi
cadangan. Namun, di bagian bawah pengumuman tersebut, terdapat catatan
bahwa tiap pemain harap berkumpul setelah pulang, jam 14.15.Padahal
sekarang, waktu sudah menunjukkan pukul 14.00. Mayra bilang pada Meyda
bahwa ia tidak bisa pulang bersama karena harus latihan. Mayra juga
minta supaya Meyda menyampaikan pesan pulang terlambat pada Bunda. Meyda
terlihat kesal apalagi saat ditinggal duluan. Akhirnya Meyda pergi ke
perpustakaan setelah sebelumnya berjanji akan menelepon Bunda.
Lalu Husna mengubahnya dengan cerita yang dibumbui dialog:
Sore hari, ketika Mayra hendak pulang bersama-sama dengan Meyda, sesuatu menarik perhatiannya.
“Sebentar Mey, aku lihat mading dulu. Nggak tau ya, aku penasaran banget,” pinta Mayra pada Meyda.
“Ok,” jawab Meyda pendek.
Ternyata perasaan Mayra benar. Di mading terdapat
pengumuman anggota tim yang masuk tim basket. Mayra memang menjadi
cadangan. Namun, di bagian bawah pengumuman tersebut, terdapat catatan
bahwa tiap pemain harap berkumpul setelah pulang, jam 14.15.
Sambil menunjukkan muka menyesal, Mayra mendatangi Meyda yang menunggu dekat tiang atap teras.
“Ada apa?” tanya Meyda yang melihat raut muka adiknya.
“Meyda maaf ya. Karena pertandingan sudah dekat jadi
banyak latihan. Kayaknya hari ini aku langsung latihan deh. Sekarang
udah jam 14.00. Padahal latihannya jam 14.15. Tolong bilangin ke Bunda
ya, pliiis…”
Wajah Meyda terlihat kesal tapi ia tidak bisa berbuat
apa-apa. “Ya sudah, aku mau ke perpustakaan aja. Kalau Bunda, ntar aku
telepon deh.”
“Aduh, makasih banget Meyda. Aku kelapangan sekarang ya!” Tanpa menunggu jawaban Meyda, Mayra langsung lari ke lapangan.
Meyda menghentakkan kakinya. Ia tambah kesal karena
ditinggal begitu saja. Dengan muka masam, ia melanjutkan langkahnya
menuju perpustakaan.
Nah, apa persamaan dua cerita di atas? Dua-duanya menceritakan kejadian yang sama. Inti ceritanya sama.
Lalu, bedanya? Kita pasti bisa menilai, cerita dengan
diwarnai dialog lebih menarik daripada cerita yang penuh dengan paparan
(narasi) saja.
Berlanjut ke materi 22
Kamu yang lagi belajar nulis, bisa perhatiin cara Kak Yas Marina membuat novel melalui buku ini:
Kamu yang lagi belajar nulis, bisa perhatiin cara Kak Yas Marina membuat novel melalui buku ini:
Saranghae Bluemoon, karya Yas Marina |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^