Selasa, 30 Juli 2013

PENULIS CILIK-Buntu nih, Gimana dong? (materi 23)

Lanjutan dari materi 22

Satu waktu mungkin kamu tidak bisa melanjutkan ceritamu. Kamu merasa tidak ada yang bisa dituliskan lagi. Pokoknya, ceritanya mentok abis!
Yakin?

Cobalah ini:
Tetap Menulis
Tetap usahakan mengerahkan seluruh yang ada di benakmu meskipun kamu merasa apa yang kamu tulis ‘garing banget’. Nikmatilah selama menulis, mudah-mudahan saja tulisan yang ‘garing’ itu menjadi pembuka ide yang lebih bagus.
Cari Bahan
Bisa jadi tulisanmu mentok karena memang kamu kekurangan bahan tulisan. Coba kamu baca lagi hasil tulisanmu. Adakah satu tulisan yang bisa dikembangkan? Kalau ada, kamu tinggal mencari dan membaca referensi supaya idemu kembali menggelembung. Contohnya seperti tulisan Husna di atas (Petualangan Joanna). Husna mengembangkan ide baru dari kata ‘ubi jalar’ yang sudah dituliskan sebelumnya.
Istirahat
Betul, pikiran kamu buntu mungkin karena memang kamu harus istirahat. Kamu bisa tidur, mengerjakan hal-hal yang ringan seperti duduk di teras, bercanda dengan adik atau telpon sahabat. Nah, setelah badan dan pikiranmu ‘fresh’ lagi, kamu bisa lanjutin nulis.
Membongkar/Mengganti Kerangka Karangan
Sebenarnya, ini jalan terakhir lho. Kalau kamu merasa nggak maju-maju dengan kerangka karangan/outline yang kamu miliki sekarang, mungkin kamu memang tidak berminat atau tidak menguasai bahannya. Yah, mungkin kamu sudah berusaha mencari bahan-bahan tulisan dengan browsing, tanya sana-sini, diskusi dan sebagainya tapi bahannya memang sulit, tak ada pilihan selain membelokkan alur ceritanya. Tapi, alur yang tadi sebaiknya jangan dibuang ya. Simpan saja untuk tabungan ide. Mudah-mudahan ke depannya kamu bisa mendapat bahan-bahan yang mendukung ceritamu itu. Kan, lumayan nggak perlu bikin outline baru lagi.

Kok, jumlah halamannya kurang?
Setelah kamu menyelesaikan seluruh ceritamu dari bab pertama sampai bab terakhir, dari mulai opening sampai ending, ternyata kok jumlah halamannya tidak mencapai target. Apa yang harus kamu lakukan?
Jangan sedih dulu ah!
Bergembiralah karena kamu sudah menyelesaikan sebuah karya tulis. Berhasil menyambungkan alur cerita dari awal sampai akhir. Coba baca dari awal secara perlahan. Perhatikan bagian-bagian yang bisa kamu kembangkan.
Misalnya, kamu membuat adegan sang tokoh pergi ke toko buku. Nah, coba perjalanan ke toko bukunya jangan dibuat mulus-mulus saja. Kamu bisa membuat kejadian sang tokoh baru sadar kalau dompetnya hilang saat di jalan sehingga sang tokoh harus mencari-cari dulu dompetnya itu. Sang tokoh kembali menelusuri jalan yang tadi dilewatinya. Dia juga menyibakkan tanaman-tanaman yang berjejer di sepanjang jalan. Saat dia bertanya pada orang yang dia temui, orang itu malah tertawa dan menunjuk dompet yang sedari tadi ternyata dikepit oleh ketiak sang tokoh. Sambil menahan malu, sang tokoh mengucapkan terima kasih dan pergi menuju toko yang dituju.
Kamu lihat, adegan sang tokoh pergi ke toko lebih panjang bukan? Selain itu, kamu juga bisa membuat pembaca tertawa. Padahal peristiwa hilangnya dompet mungkin tidak nyambung secara langsung dengan tema cerita. Tapi tidak apa-apa. Toh, dalam kehidupan nyata pun, perjalanan hidup kita tidak pernah selalu mulus bukan?
Nah, itu baru dikembangkan di satu titik saja. Kalau kamu terus melanjutkan membaca ceritamu, kamu akan menemukan titik-titik yang lain untuk dikembangkan. Jadi, target jumlah halaman ceritamu, pasti bisa tercapai. Dicoba yah…

Berlanjut ke materi 24 

PCPK Piza Pizi Veronica, karya Maryam Muthmainnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...