Senin, 14 Mei 2012

Diversifikasi Tulisan

Hari ini sepertinya aku sedang punya kesempatan nulis di blog dan memang ada yang ingin aku tuliskan. Kadang-kadang, bagiku menulis adalah berdialog dengan diriku sendiri untuk menemukan sebuah kejelasan dan mungkin solusi.

Yang ingin aku tuliskan sekarang adalah unek-unekku. Lagi-lagi aku tidak yakin saat menuliskan judul. Mudah-mudahan dengan mengurainya unek-unekku, diakhir aku dapat kejelasan setidaknya tentang judul yang aku tulis itu.

Aku orangnya ingin segala bisa. Dan aku bersyukur gudang ilmu itu ada dan bisa kujangkau. Tapi, jadinya aku merasa tidak maksimal di satu bidang. Padahal aku ingin sekali bisa optimal dulu di satu bidang baru beralih ke bidang yang lain. Masalahnya, kesempatan itu begitu menggodaku. Begitulah. Kadang-kadang kesempatan itu adalah salah satu bentuk cobaan.

Sepertinya, di sini aku harus memutuskan supaya aku komitmen untuk spesialisasi dulu sampai titik aku merasa sudah melakukan yang terbaik. 

Takut menyesal? Ah, aku sih bukan penganut dogma kesempatan itu hanya satu kali. Aku yakin kehidupan itu aksi-reaksi. Di mana ada yang membutuhkan pasti ada kesempatan. Jadi, selama aku terus berkarya di satu bidang, di kemudian hari, di bidang lain pasti tetap memberikan kesempatan. Jadi, aku yakin pasti tetap ada kesempatan bagiku di kemudian hari.

Kesimpulannya, nggak usah tergoda dululah untuk diversifikasi tulisan. Optimalkan dulu ilmu yang sudah aku terima. Aku merasa belum memanfaatkan seabrek ilmu-ilmu yang sudah aku terima selama ini. Insya Allah, ini yang terbaik untukku. Bismillah...

Eh, omong-omong tentang ilmu, bukan berarti aku banyak ilmu, lho. Maksudku begini. Ilmu yang aku punya itu bagiku adalah sebuah pintu. Ilmu yang sebenarnya, ada di dalamnya. Nah, untuk mendapatkan ilmu yang sebenarnya, kita harus membuka pintunya dengan cara memanfaatkan ilmu yang kita punya tersebut semaksimal mungkin. Jadi, ilmuku akan tetap hanya sebagai pintu kalau tidak digunakan. 

Ada masukkan atau pendapat lain?

2 komentar:

  1. Benar bunda,menulis memang seringkali berdialog pada diri sendiri untuk menemukan solusi.Saya sering mencatat masalah yang saya alami di secarik kertas,seperti mendapat soal matematika saya mencoba menguraikan penyebab permasalahan itu dan mencoba berbagai macam solusi serta kemungkinan2 yang terjadi baik itu baik atau buruk.Menulis memang harus dari hati,sering ikut lomba menulis tapi karena terlalu melihat kejar hadiah (gara-gara lagi kejar setoran,he..)jadinya hasilnya ga maksimal.Oya bunda,antologi bunda yang berjudul a cup of tea for writter kalau mau pesan lewat bunda boleh tidak (lagi ngumpulin neeh buat beli,hee) sepertinya buku itu memang harus saya miliki sebagai penulis pemula yang masih naik turun semangat menulisnya.Salam bunda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buku A Cup of Tea for Writer bisa kok pesan ke sy. Silahkan Ayu inbox alamat kirimnya.

      Hapus

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...