Membicarakan
Al-Quran, hati saya selalu berdegup kencang. Betapa tidak, saya membayangkan di
dalamnya terdapat firman-firman Sang Khalik, Allah Swt. Dengan kasih
sayang-Nya, Ia, Yang Maha Besar memberi buku panduan untuk manusia supaya hidup bahagia di dunia
dan akhirat.
Seperti telah
kita ketahui bersama, Al-Quran yang merupakan kitab suci umat Islam ini terbagi
atas 30 Juz, 114 surat dan 6.666 ayat. Di dalamnya memuat persoalan aqidah, hukum,
sosial, dan sejarah. Disampaikan dengan cermat, mudah dipahami dan mudah diingat baik
oleh anak maupun orang dewasa.
Coba saja
kita lihat surat-surat pendek di Al-Quran. Nada di akhir kalimat rata-rata
berima. Sehingga anak-anak yang baru belajar Al-Quran pun mampu menghapalnya.
Sungguh kitab yang luar biasa!
Perkembangan Percetakan Al-Quran di Indonesia
Adalah patut disyukuri, bahwa kenyataannya di Indonesia perkembangan percetakan
Al-Quran menunjukkan kemajuan. Baik dari segi kemasan, kelengkapan fasilitas
bacaan maupun segmentasi.
Mari kita lihat contoh-contoh Al-Quran yang dicetak oleh perusahaan penerbit di Indonesia:
Mari kita lihat contoh-contoh Al-Quran yang dicetak oleh perusahaan penerbit di Indonesia:
Segi Kemasan
Sampul Tebal
Sampul
Kulit Imitasi
Sampul tradisional
gambar dari sini |
Digital
Segi
Kelengkapan Fasilitas Bacaan
Adanya
terjemahan, tafsir, asbabun nuzul dan pengetahuan
Warna-warni
huruf dan makhraj yang memudahkan pembacaan
Dilengkapi
e-pen
gambar dari sini |
Aplikasi
hapalan Al-Quran
gambar dari sini |
Segmentasi
Al-Quran
untuk Anak
Al-Quran
untuk Muslimah
Al-Quran
untuk mahar
Al-Quran
untuk traveler
Sehingga
kalau ditanyakan Al-Quran bagaimana yang dibutuhkan umat muslim di Indonesia? Rasanya sulit juga. Karena para ahli percetakan dan penerbitan Al-Quran di
Indonesia sepertinya sudah memikirkan yang terbaik.
Pengalaman dengan Al-Quran Juz Amma Bongkar-Pasang
Namun, saya
sebagai pengguna Al-Quran setidaknya punya pengalaman sederhana yang ingin
dibagi di sini. Kejadian ini dimulai saat anak perempuan saya menginjak usia 3
tahun. Muti, begitu kami biasa memanggilnya memiliki kemampuan daya ingat cukup
tinggi. Dari pengalaman sehari-hari, ia terlihat mudah sekali mengingat dan menghapal sesuatu.
Sebagai orang
tua muslim, hal pertama yang ingin saya kenalkan pada anak tentu Al-Quran.
Dengan daya hapalnya yang kuat, saya ingin Muti mulai menghapal Al-Quran sejak
kecil. Tapi, masalahnya Muti adalah anak yang aktif. Ia sulit sekali duduk
diam. Tidak mungkin saya mengajarkan Al-Quran sembari duduk, sementara anaknya
lari kesana kemari dan loncat-loncat. Akhirnya, saya memutuskan untuk membuat
Al-Quran sendiri. Target saya waktu itu hanya sebatas Juz Amma.
Saya mulai
menulis surat Al-Fatihah dengan spidol di selembar kertas HVS. Supaya menarik,
saya menghias pinggir-pinggirnya dengan gambar-gambar yang saya potong dari
majalah. Setelah selesai, saya tempel di dinding kamar. Dengan begitu anak
saya bisa membaca surat tersebut sambil loncat-loncat di tempat tidur. Tentu
saja saya tidak membiarkannya sendiri. Saya membimbing pengucapannya, karena
kenyataannya anak saya memang belum bisa membaca huruf-huruf arab. Tapi
setidaknya tulisan itu akan diingat benak anak bahwa itu bentuk tulisan surat
Al-Fatihah.
Demikianlah dari
hari ke hari saya terus menulis ayat demi ayat per surat dari Al-Quran dan menempelkannya di
dinding hingga sekeliling dinding kamar penuh. Untuk surat-surat yang lebih
panjang saya menggunakan bantuan aplikasi di komputer. Supaya tulisannya lebih
kecil, rapi dan muat dalam satu halaman.
Alhamdulillah
berkat pertolongan Allah, disertai usaha yang terus menerus di rumah, dan didikan
guru-guru di sekolahnya, Muti hapal seluruh juz amma pada usia 6 tahun. Sekarang
Muti sudah besar. Lembaran-lembaran surat-surat juz amma bekas hapalan Muti saya
copot dari dinding dan disimpan rapi dalam map plastik membentuk Al-Quran Juz
Amma.
Pengalaman
ini sejujurnya ingin saya bagikan untuk dipraktekan oleh orang tua lainnya.
Namun pada pelaksanaannya bisa jadi terasa sulit karena bagaimana pun butuh
ketelatenan orang tua dalam membuat lembaran-lembaran Al-Quran. Pada akhirnya,
saya memimpikan ada percetakan dan penerbitan Al-Quran yang bisa mewujudkan ide
ini. Yaitu membuat Al-Quran yang bisa dibongkar per halaman, digantung di
dinding dan saat selesai bisa dirapikan kembali dalam satu jilid. Al-Quran Bongkar-Pasang. Saat
saya menyampaikan ide ini pada para orang tua, mereka bilang: kami pasti
membeli Al-Quran itu!
wah kreatif sekali mbak. bisa dipraktekkan nih kayaknya buat keponakan :D
BalasHapusAyo mba...sebetulnya menyenangkan lho ngerjainnya. Udah gitu bangga banget pas anaknya jadi hapal ayat2. Semoga berhasil ya ^^
HapusLengkap sekali, Bunda. :)
BalasHapusAsyik membacanya.
Semoga segera ada Al-Quran yang sesuai dengan harapan Bunda tersebut. Kalau bisa, mungkin saya akan menjadi bagian dari orang pertama yang membeli Al-Quran tersebut. Aamiin.
Sukses ya, Bun. :)
Aamiin...terima kasih Santi atas dukungannya. Iya, semoga ada penerbit/percetakan Al-Quran yang mau mewujudkan ide ini ya :)
Hapuskreatif bgt mak... insya Allah mau sy praktekan buat anak saya syafieq.. thx udh share disini :)
BalasHapusSama2 mbak. Alhamdulillah kalau bermanfaat. semoga sukses ya... ^^
Hapus