Rabu, 27 Agustus 2014

Al-Quran Juz Amma Bongkar-Pasang



Membicarakan Al-Quran, hati saya selalu berdegup kencang. Betapa tidak, saya membayangkan di dalamnya terdapat firman-firman Sang Khalik, Allah Swt. Dengan kasih sayang-Nya, Ia, Yang Maha Besar memberi buku panduan untuk manusia supaya hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Seperti telah kita ketahui bersama, Al-Quran yang merupakan kitab suci umat Islam ini terbagi atas 30 Juz, 114 surat dan 6.666 ayat. Di dalamnya memuat persoalan aqidah, hukum, sosial, dan sejarah. Disampaikan dengan cermat, mudah dipahami dan mudah diingat baik oleh anak maupun orang dewasa.
Coba saja kita lihat surat-surat pendek di Al-Quran. Nada di akhir kalimat rata-rata berima. Sehingga anak-anak yang baru belajar Al-Quran pun mampu menghapalnya. Sungguh kitab yang luar biasa!

Perkembangan Percetakan Al-Quran di Indonesia
Adalah patut disyukuri, bahwa kenyataannya di Indonesia perkembangan percetakan Al-Quran menunjukkan kemajuan. Baik dari segi kemasan, kelengkapan fasilitas bacaan  maupun  segmentasi. 
Mari kita lihat contoh-contoh Al-Quran yang dicetak oleh perusahaan penerbit di Indonesia:

Segi Kemasan
Sampul Tebal




Sampul Kulit Imitasi

Sampul tradisional
 
gambar dari sini
Digital


Segi Kelengkapan Fasilitas Bacaan
Adanya terjemahan, tafsir, asbabun nuzul dan pengetahuan


Warna-warni huruf dan makhraj yang memudahkan pembacaan


Dilengkapi e-pen

gambar dari sini

Aplikasi hapalan Al-Quran
gambar dari sini


Segmentasi
Al-Quran untuk Anak


Al-Quran untuk Muslimah

Al-Quran untuk mahar

Al-Quran untuk traveler


Sehingga kalau ditanyakan Al-Quran bagaimana yang dibutuhkan umat muslim di Indonesia? Rasanya sulit juga. Karena para ahli percetakan dan penerbitan Al-Quran di Indonesia sepertinya sudah memikirkan yang terbaik.

Pengalaman dengan Al-Quran Juz Amma Bongkar-Pasang
Namun, saya sebagai pengguna Al-Quran setidaknya punya pengalaman sederhana yang ingin dibagi di sini. Kejadian ini dimulai saat anak perempuan saya menginjak usia 3 tahun. Muti, begitu kami biasa memanggilnya memiliki kemampuan daya ingat cukup tinggi. Dari pengalaman sehari-hari, ia terlihat mudah sekali mengingat dan menghapal sesuatu.
Sebagai orang tua muslim, hal pertama yang ingin saya kenalkan pada anak tentu Al-Quran. Dengan daya hapalnya yang kuat, saya ingin Muti mulai menghapal Al-Quran sejak kecil. Tapi, masalahnya Muti adalah anak yang aktif. Ia sulit sekali duduk diam. Tidak mungkin saya mengajarkan Al-Quran sembari duduk, sementara anaknya lari kesana kemari dan loncat-loncat. Akhirnya, saya memutuskan untuk membuat Al-Quran sendiri. Target saya waktu itu hanya sebatas Juz Amma.

Saya mulai menulis surat Al-Fatihah dengan spidol di selembar kertas HVS. Supaya menarik, saya menghias pinggir-pinggirnya dengan gambar-gambar yang saya potong dari majalah. Setelah selesai, saya tempel di dinding kamar. Dengan begitu anak saya bisa membaca surat tersebut sambil loncat-loncat di tempat tidur. Tentu saja saya tidak membiarkannya sendiri. Saya membimbing pengucapannya, karena kenyataannya anak saya memang belum bisa membaca huruf-huruf arab. Tapi setidaknya tulisan itu akan diingat benak anak bahwa itu bentuk tulisan surat Al-Fatihah.
Demikianlah dari hari ke hari saya terus menulis ayat demi ayat per surat dari Al-Quran dan menempelkannya di dinding hingga sekeliling dinding kamar penuh. Untuk surat-surat yang lebih panjang saya menggunakan bantuan aplikasi di komputer. Supaya tulisannya lebih kecil, rapi dan muat dalam satu halaman. 


Alhamdulillah berkat pertolongan Allah, disertai usaha yang terus menerus di rumah, dan didikan guru-guru di sekolahnya, Muti hapal seluruh juz amma pada usia 6 tahun. Sekarang Muti sudah besar. Lembaran-lembaran surat-surat juz amma bekas hapalan Muti saya copot dari dinding dan disimpan rapi dalam map plastik membentuk Al-Quran Juz Amma.

Pengalaman ini sejujurnya ingin saya bagikan untuk dipraktekan oleh orang tua lainnya. Namun pada pelaksanaannya bisa jadi terasa sulit karena bagaimana pun butuh ketelatenan orang tua dalam membuat lembaran-lembaran Al-Quran. Pada akhirnya, saya memimpikan ada percetakan dan penerbitan Al-Quran yang bisa mewujudkan ide ini. Yaitu membuat Al-Quran yang bisa dibongkar per halaman, digantung di dinding dan saat selesai bisa dirapikan kembali dalam satu jilid. Al-Quran Bongkar-Pasang. Saat saya menyampaikan ide ini pada para orang tua, mereka bilang: kami pasti membeli Al-Quran itu!
Ah, betulkah?

Tulisan di atas di ikutsertakan dalam Parade Blog IKAPI JABAR - SYAAMIL QURAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrVB6yzayWiJVGHTuVKqjoPyeNopZjovIyYs2P4rn5ZBocfI7yI_-Su-YBTv2MNUz3ftUMWHxH3VCoSejbSxFN9L2FYrS8JE3OQaAPXbSgsRqFR4Et6xq4WCte4kwA6bhjSV3SMzfAukw/s1600/revisi-poster-lomba-blogger-event-ikapi-PLUS-partner-web.jpg
 

6 komentar:

  1. wah kreatif sekali mbak. bisa dipraktekkan nih kayaknya buat keponakan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mba...sebetulnya menyenangkan lho ngerjainnya. Udah gitu bangga banget pas anaknya jadi hapal ayat2. Semoga berhasil ya ^^

      Hapus
  2. Lengkap sekali, Bunda. :)
    Asyik membacanya.
    Semoga segera ada Al-Quran yang sesuai dengan harapan Bunda tersebut. Kalau bisa, mungkin saya akan menjadi bagian dari orang pertama yang membeli Al-Quran tersebut. Aamiin.
    Sukses ya, Bun. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...terima kasih Santi atas dukungannya. Iya, semoga ada penerbit/percetakan Al-Quran yang mau mewujudkan ide ini ya :)

      Hapus
  3. kreatif bgt mak... insya Allah mau sy praktekan buat anak saya syafieq.. thx udh share disini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 mbak. Alhamdulillah kalau bermanfaat. semoga sukses ya... ^^

      Hapus

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...