Sabtu, 27 Juni 2009

GRANDMA'S SOAP


Sejak kami, aku dan suamiku memasukkan anak keempatku sekolah TK A setahun yang lalu, pembantu rumah tangga diberhentikan. Alasannya karena dengan 4 anak masuk sekolah full day, sebetulnya aku punya cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tanggaku. Dan alasan satunya lagi, dengan biaya sekolah yang semakin bertambah, kami ingin melakukan beberapa penghematan. Praktis semua pekerjaan rumah sekarang menggunung dihadapanku.
Setelah berdiskusi dengan suami, kami sepakat untuk mulai membiasakan putri sulung kami beres-beres rumah tiap pagi, dan putri keduaku mencuci piring dan perabotan kecil lainnya. Alhamdulillah, sampai sekarang hal itu terus berjalan walaupun masih banyak kekurangan disana-sini.
Sementara itu aku melakukan pekerjaan mencuci, menjemur dan menyetrika baju, masak kalau libur dibantu oleh kedua putriku atau suamiku. Pekerjaan lain, ya...memandikan si kecil dan mendandaninya. Kedua anakku yang lain, mereka sudah bisa makan dan dibaju sendiri. Paling aku tinggal menyiapkan air hangat saja untuk mandi.
Untuk urusan mencuci baju, meskipun aku mencuci baju dibantu mesin cuci, aku merasa tidak puas hasilnya. Untuk baju-baju sekolah, baju kantor dan baju-baju si kecil yang sangat kotor, aku lebih suka menggosoknya dengan sikat baju. Hasilnya lebih bersih, terutama untuk bagian krah dan ujung tangan.
Tapi yang jadi masalah, kenapa sekarang tanganku tidak cocok memakai sabun krim. Kalau habis nyuci, sela-sela jariku langsung bintik-bintik berisi cairan bening yang rasanya gataaaaal sekali. Bahayanya, kalau digaruk kulitnya langsung berdarah dan gatalnya malah makin melebar. Aduuuh menderita banget deh!
Tangan adalah bagian tubuh yang terbuka. Artinya, kemungkinan dilihat orang sangat besar sekali. Contohnya, ketika kita membeli sesuatu, otomatis tangan kita diulurkan kepada orang lain untuk menyerahkan uang. Atau ketika kita ke undangan dan harus menuliskan nama kita di buku tamu. Pastinya maluuu banget dengan keadaan tangan kita. Apa mereka tidak jijik melihatnya?
Sampai suatu ketika aku mengeluhkan keadaanku ini ke tante pemilik warung sayur. Dia bilang, coba bu pake sabun cap tangan. Aku setuju dan dia menjanjikan untuk membelikannya di Pasar Induk.
Ketika aku melihat bentuk sabun itu, saya jadi ingat nenekku yang sudah meninggal. Sampai akhir hayatnya, beliau selalu setia menggunakan sabun tersebut untuk mencuci baju-bajunya. Bentuknya kotak memanjang dan tidak rapih. Warnanya hijau dan ketika dipakai, busanya sedikit juga baunya enggak wangi. Tapi ternyata setelah aku menggunakan sabun itu, gatal-gatal ditanganku tidak pernah kambuh lagi.
Akhirnya sekarang aku selalu menggunakan sabun tersebut walau pun Si Tante Sayur tidak mau menjualnya satuan. Aku harus membeli langsung satu box yang isinya 20 batang. Harga satu boxnya Rp 55.000,-.Alasannya, sabun ini sudah jarang yang beli, jadi dia gak mau punya stok. Tapi gak apa-apalah, yang penting tanganku selamat dan terjaga keindahannya. Lagian sabunnya juga awet kok.

Ohhh Nenek, gak salah-salah amat Engkau setia memilih sabun tradisional ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...