Selasa, 30 Juni 2009

BROWNIES FOREVER!

Tahun 1995 aku lulus kuliah. Aku memang tidak langsung pulang ke kampung halamanku karena berniat melamar-lamar pekerjaan. Iseng-iseng dengan temanku, sambil menunggu hasil lamaran pekerjaan, kita bikin kue brownies. Eh, ternyata teman-teman satu kost suka. Satu loyang langsung habis diserbu mereka. Dan mereka meminta kita untuk bikin lagi esok harinya.
Waktu itu kita pakai kompor kost-an dan untuk oven, loyang dan kocokkan tangan, kita pinjam dari tantenya temanku. Sedangkan peralatan lainnya kita usahakan seada-adanya. Kebetulan kue brownies itu adalah kue yang memang sengaja dibuat bantat, jadi kita tidak memerlukan mixer. Cukup pakai kocokan tangan saja. Untuk takarannya kita pakai gelas atau takaran yang memang sudah terukur dari toko bahan-bahan kuenya. Misalnya: gula pasir 1/4 kg, coklat bubuk 1/2 gelas belimbing, telur 4 butir dan lain-lain.
Karena respon dari teman-teman kost-an bagus, besoknya kita coba coba bikin lagi langsung 2 loyang. Yang satunya lagi kita titipkan di kantin kampus. Dan ternyata, sambutannya juga luar biasa. Asal tahu saja, bisnis kami itu berawal dari modal Rp 4000,-. Jadi, pada saat itu untuk membeli bahan-bahan brownies yang terdiri dari: tepung terigu, gula pasir, coklat bubuk, telur, minyak goreng, kacang tanah dan kismis, kita cuma butuh biaya Rp 4000,- saja!
Dari satu loyang kita dapat 36 potong kue. Kami menjualnya per potong Rp 300,-. Jadi dari tiap loyang kami mendapat uang Rp 10.800,-. Hanya dalam jangka waktu 10 hari kami sudah sanggup membeli oven, loyang, kocokan tangan dan malah kompor sendiri. Ya.... kami merasa enggak enaklah....masa buat bisnis peralatannya pinjam terus.
Selanjutnya kami mencoba memasarkan kue-kue tersebut ke toko-toko dan warung-warung terdekat. Praktis produksi kue semakin bertambah dan sedikit banyak itu tentunya menggembirakan kami juga. Karena niat kami yang tadinya iseng-iseng ternyata bisa diterima konsumen.
Transaksi dengan toko-toko besar dilakukan dengan menggunakan faktur. Dan hal ini menuntut usaha kami untuk mempunyai sebuah nama. Setelah berembuk dengan teman-teman, akhirnya kami memutuskan untuk memberi nama usaha kami dengan nama "Infiru Brownies". Kata Infiru, kami ambil dari salah satu ayat Al Qur'an yang bunyinya sebagai berikut:
Infiru wahifafa wa siqola yang artinya "bersegeralah kamu dengan sukarela maupun terpaksa". Ayat ini sengaja kami jadikan inspirasi dalam menjalani usaha ini karena kadang-kadang kalau kami teringat dengan latar belakang pendidikan kami, kami rasanya tidak rela kalau hanya sekedar menjadi 'tukang kue'. Tapi mungkin memang Tuhan mentakdirkan kami untuk menekuni usaha ini. Kemajuan usaha ini malah semakin terlihat dan kemudahan-kemudahan malah semakin ditampakkan. Sedangkan lamaran-lamaran kerja kami tidak membuahkan hasil sedikit pun. Kemudahan yang kami dapat antara lain adalah dengan adanya tawaran dari seorang teman yang bersedia menyewakan motornya sepulang kuliah. Tawaran tersebut kami sambut baim dengan pertimbangan kami ingin memperluas pangsa pasar ke tempat yang lebih jauh. Akhirnya kami menitipkan kue-kue kami ke kantin-kantin kampus di kota kami dan juga toko-toko khusus kue yang sudah memiliki nama.
Dengan semakin meningkatnya jumlah produksi maka peralatan masak pun semakin kita lengkapi dengan membeli peralatan yang lebih fungsional seperti timbangan, takaran, pisau kue, mixer dan peralatan-peralatan kecil lainnya yang bisa mempercepat proses produksi. Bahkan kami pun menambah jumlah oven.
Tahun 1996 aku menikah sedangkan temanku pulang ke kampung halamannya. Usaha ini pun terus dilanjutkan olehku dan aku memperkerjakan 2 orang karyawan untuk produksi. Sedangkan aku menangani manajemen dan pemasaran. Untuk kendaraan oprasionalnya, suamiku menyuruh aku memakai motornya.
Dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2001 perkembangan usahaku hanya berjalan melanjutkan dari yang sebelum-sebelumnya. Relatif tidak ada peningkatan yang berarti. Mungkin karena beberapa faktor antara lain karyawanku yang beberapa kali ganti sehingga aku harus selalu mengajarinya dari awal. Dan hal lainnya adalah dalam kurun waktu tersebut aku sudah melahirkan 3 orang anak, yang tentu saja sangat memecah konsentrasiku.
Melihat keadaan demikian, suamiku berniat untuk turun tangan. Mungkin dia merasa sayang kalau usaha tersebut mengalami kemunduran dan malah bangkrut. Rupanya ia masih melihat potensi berkembang dalam usaha ini kalau seandainya dikelola lebih baik. Hal pertama yang suamiku lakukan adalah dengan menambah karyawan menjadi 4 orang dengan tugas 1 orang pemasaran dan 3 orang produksi. Untuk peralatan masak, kami membeli oven dan mixer yang lebih besar. Kami juga mendaftarkan produk kami ke depkes untuk mendapatkan nomor izin produksi. Hal tersebut kami lakukan untuk menambah kepercayaan konsumen terhadap produk buatan kami. Dan ternyata memang dengan penataan dan pengawasan yang lebih intens, usaha kami menunjukkan peningkatan dalam omzet produksinya.
Dulu kalau bulan ramadhan kami menghentikan produksi, karena pembeli biasanya berkurang. Tapi sekarang kami menggantinya dengan usaha memasarkan kue-kue kering dalam toples untuk Idul Fitri. Kue-kue kering tersebut kami ambil dari seorang rekan yang memang memproduksinya dan kualitasnya lumayan bagus.
Tahun 2004 kami membeli 2 motor khusus untuk pemasaran. Karyawan kami pun bertambah menjadi 6 orang. 2 orang untuk bagian pemasaran dan 4 orang untuk bagian produksi. Terakhir, ada 1 orang karyawan free lance. Dia ikut memasarkan tapi dengan menggunakan motornya sendiri.
Klau difikir-fikir, 14 tahun berlalu tanpa terasa. Walaupun aku sudah tidak terjun langsung mengelola usaha ini, usaha kue brownies merupakan salah satu penopang hidup keluarga kami disamping penghasilan utama dari suami. Aku bersyukur bahwa sampai saat ini selalu ada orang-orang yang menyukai kue brownies. Dan dengan modifikasi-modifikasi tentu orang akan terus menyukainya seperti halnya brownies kukus yang terkenal sekarang ini. Bagiku brownies memang spesial sehingga bagiku juga brownies itu forever!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...