Kamis, 18 Juni 2009

JANGAN PUTUSKAN TALI PLASENTA ANAKMU


Ketika seorang bayi menangis. Ada banyak hal yang bisa seorang ibu tafsirkan. Namun setidaknya, sang ibu memahami bahwa menangis bagi bayi adalah cara berkomunikasi. Dari manakah sang ibu tahu apa yang diinginkan bayinya? Tak ada secuil kata pun yang keluar dari mulut sang bayi. Maka ibu bisa memahami keinginan dan perasaan bayi dari perasaannya sendiri. Ketika perasaan bayi dan ibunya "connect", maka dari sanalah akan timbul hubungan batin.
Connecting ibu-anak ini bagaikan sebuah "tali plasenta" yang tidak terlihat. Dan ketika ibu rutin melakukan conect-conect selanjutnya, maka rongga plasenta itu akan membesar dan kulitnya menebal. Artinya hubungan batin ibu dan anak akan semakin menguat.
Seorang ibu yang tidak sabaran menghadapi anaknya yang menangis, tidak akan punya kesempatan membentuk hubungan ini. Dan seorang ibu yang merawat bayinya karena faktor kebiasaan pun akan sedikit mendapat manfaat dari apa yang dia lakukan. Yang harus difahami secara mendasar adalah, bahwa setiap manusia itu diciptakan berbeda-beda. Maka fahamilah bayi ibu sesuai karakternya.
Coba perhatikan bayi kita. Kira-kira ingin apa dia sekarang? Ah, dia baik-baik saja. Dia sudah makan, dia sudah mandi, bajunya rapi, tempat tidurnya rapi. Wajahnya pun memancarkan kenyamanannya. Nah, inilah salah satu cara seorang ibu memahami bayi. Kemudian lihat lagi diwaktu yang lain. Si bayi menoleh ke kanan dan ke kiri. Ujung lidahnya, sebentar-sebentar di keluarkan, dan kadang-kadang ada rengekan-rengekan kecil. Oh...., ternyata dia ingin netek.
Sepertinya hal-hal yang tadi sepele. Tapi tidak, justru hal itulah yang akan membuka gerbang hubungan batin ibu dan anak. Pernahkah kita mendengar seorang anak yang berbohong kepada orang tuanya atau seorang anak yang tidak bisa dikendalikan orang tuanya. Atau Anda mengalaminya sendiri? Kuncinya adalah hubungan batin.
Hubungan batin harus dipelihara terus, jangan sampai menipis dan malah putus. Seorang anak yang punya hubungan batin dengan orang tua, akan tumbuh dengan rasa aman. Dan itu adalah dasar yang kuat untuk membangun kepercayadiriannya. Hubungan batin bukanlah kemanjaan. Justru dengan hubungan batin, kita bisa mendidik kemandirian anak tepat pada waktunya. Dan ini justru akan menjauhkan anak dari kemanjaan. Sebenarnya ada dua hal yang bisa terjadi akibat,pendidikkan kemandirian yang tidak tepat. Kemanjaan atau ketertekanan anak. Apabila kita terlalu cepat mengajarkan kemandirian dalam suatu hal kepada anak, maka anak akan tertekan dan terampas dirinya. Dan apabila kita terlambat, maka anak akan tumbuh dengan kemanjaan dan kebingungan.
Oleh karena itu kepada para orang tua, pastikan bahwa "tali plasenta" anak tetap terhubung dengan kita. Dengan cara, ikuti setiap perkembangan mereka dan pahamilah mereka. Karena setiap manusia itu adalah unik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya atas kunjungan dan komentarnya ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...